TEMPO.CO, Jakarta - Adidas dapat menyatakan dirinya sebagai pemenang atas rival bebuyutan Nike di Piala Dunia 2018, bahkan sebelum pertandingan pertama dimulai karena dipakai oleh lebih banyak tim.
Namun, merek pakaian olahraga Jerman yang juga sponsor resmi turnamen tersebut, hanya mengharapkan dampak keuangan yang terbatas. Mereka menilai Piala Dunia tahun ini berlangsung di Rusia, di mana ekonomi sedang lesu.
"Piala Dunia di Rusia memang membawa peluang keuangan lebih rendah daripada peristiwa serupa empat tahun lalu di Brasil," kata Kepala Eksekutif Adidas Kasper Rorsted awal bulan ini.
“Pada saat yang sama, kami menantikannya. Ini akan menjadi cara luar biasa untuk menghadirkan merek kami ke dunia secara global, ”tambah Rorsted.
Sejak turnamen terakhir pada 2014, Adidas telah meningkatkan penjualan dengan cepat di bidang lain selain sepak bola, memanfaatkan permintaan yang meningkat untuk sepatu basket retro dan sepatu lari Boost yang cepat untuk melampaui Nike, terutama di pasar AS.
Namun demikian, sepak bola tetap penting untuk citra merek Jerman, yang telah memasok bola pertandingan Piala Dunia sejak 1970 dan memiliki kesepakatan untuk mensponsori acara hingga 2030.
Adidas juga mengumumkan minggu lalu akan memperpanjang kemitraan dengan Liga Champions UEFA hingga 2021.
Setelah Nike mengumpulkan lebih banyak tim untuk pertama kalinya di Brasil pada 2014, Adidas telah berjuang kembali, tahun ini mensponsori 12 dari 32 tim yang berpartisipasi, termasuk pesaing kuat seperti Jerman dan Spanyol, bersama dengan tuan rumah Rusia.
Nike, yang hanya sangat terlibat dalam sepak bola ketika Piala Dunia dimainkan di Amerika Serikat pada 1994, adalah memasok kaos untuk 10 negara, termasuk Brasil, Prancis, dan Inggris.
"Piala Dunia adalah momen yang sangat kuat dalam olahraga, dan kami berharap dapat memperkuat energinya," kata Kepala Eksekutif Nike Mark Parker pada bulan Maret.
Sementara kesepakatan tim penting untuk penjualan kaus sepak bola, yang lebih penting untuk penjualan sepatu bot adalah sponsor pemain top, terutama pemain seperti Cristiano Ronaldo Portugal, yang memakai Nike, dan Lionel Messi dari Argentina, di Adidas.
Nike mengharapkan 60% dari semua pemain di Rusia akan mengenakan sepatu botnya, termasuk hampir setengah tim Jerman dan Spanyol dan tiga perempat dari Rusia, meskipun mereka akan mengenakan kemeja Adidas.
Pengecualian adalah Iran, yang menghadapi sanksi baru setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional. Nike mengatakan tidak ada pemain di negara itu yang mengenakan sepatu, sementara Adidas menyediakan kaus tim.
Seorang juru bicara Nike mengatakan: "Ini tidak ada kaitannya dengan situasi politik apa pun."