TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden FIFA yang sedang dijatuhi skors, Sepp Blatter, menerima undangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri Piala Dunia 2018 di Rusia. Ia pun berniat mendatanginya. Demikian dikatakan juru bicara Blatter, Thomas Renggli, pada Selasa, 12 Juni 2018.
Blatter, yang memimpin badan sepak bola dunia selama 17 tahun, diskors dari olahraga ini selama enam tahun karena pelanggaran kode etik pada 2015 di tengah skandal korupsi terbesar yang menggoncang FIFA.
Baca Juga:
Sejumlah pejabat badan tersebut telah ditahan otoritas Amerika Serikat dan Swiss. Namun Blatter sendiri tidak ditahan dan membantah tudingan dirinya melakukan pelanggaran.
Kehadiran pria 82 tahun itu di Piala Dunia dapat membuat ia berdekatan dengan suksesornya, Gianni Infantino, yang telah menarik garis tegas untuk memisahkannya dengan skandal-skandal pada masa lalu.
FIFA tidak berkomentar ketika ditanyai mengenai rencana Blatter.
Renggli mengatakan pria Swiss itu belum memutuskan apakah akan melakukan perjalanan ke Rusia atau pertandingan mana yang akan ia saksikan. Namun ia tidak akan menghadiri upacara pembukaan atau pertandingan perdana antara Rusia dan Arab Saudi pada Kamis.
Blatter merupakan Presiden FIFA ketika Rusia memenangi hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2010—mengungguli Inggris serta beberapa negara lain—dalam pencalonannya.
Pada 2015, Putin mengatakan Blatter layak mendapatkan hadiah Nobel untuk pengabdiannya terhadap badan sepak bola dunia, dan ia yakin Blatter bukan orang yang terlibat dalam aktivitas korupsi.
Pada Oktober, Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, Blatter dan mantan Presiden UEFA, Michel Platini, yang juga diskors menyusul penyelidikan-penyelidikan etika, akan disambut dalam Piala Dunia sebagai "kawan lama" Presiden Rusia.
Piala Dunia 2018, yang akan berlangsung di 12 stadion di 11 kota, akan berlangsung mulai Kamis, 14 Juni, hingga 15 Juli.