Laporan Tempo dari Rusia: Kisah Relawan Indonesia di Piala Dunia

Annisatul Laili Rachmawati (kiri), sukarelawan Piala Dunia asal Indonesia, menjelaskan petunjuk arah kota kepada suporter asal Meksiko di stasiun Ploschad 1905 Goda, Yekaterinburg, Selasa, 26 Juni 2018. TEMPO/ Gabriel Wahyu Titiyoga
Annisatul Laili Rachmawati (kiri), sukarelawan Piala Dunia asal Indonesia, menjelaskan petunjuk arah kota kepada suporter asal Meksiko di stasiun Ploschad 1905 Goda, Yekaterinburg, Selasa, 26 Juni 2018. TEMPO/ Gabriel Wahyu Titiyoga

TEMPO.CO, Jakarta - Empat suporter asal Meksiko meriung di depan meja informasi Piala Dunia 2018 di depan pintu keluar stasiun metro Ploschad 1905 Goda. Mereka mencari arah menuju Passage, gedung bioskop yang menjadi pusat akreditasi penonton Piala Dunia di Yekaterinburg.

Membuka peta di depan mereka, Annisatul Laili Rachmawati menerangkannya dalam bahasa Inggris. Dia juga menjelaskan tempat-tempat wisata di pusat kota, berdekatan dengan stasiun itu, yang bisa dikunjungi. “Stasiun ini yang paling ramai dilewati para suporter,” kata perempuan yang akrab disapa Annisa itu kepada Tempo, Senin lalu.

Annisa adalah mahasiswi Indonesia yang baru menyelesaikan kuliah jurusan Studi Kawasan di Universitas Federal Ural, kampus terbesar di kota itu. Dia menjadi bagian dari legiun sukarelawan asing untuk Piala Dunia di Yekaterinburg. “Dulu lihat gerai dan iklan soal relawan Piala Dunia di kampus, lalu langsung mendaftar lewat website,” kata Annisa.

Baca: Laporan Tempo dari Rusia: Ironi Bangku Kosong Arena Piala Dunia

Setidaknya ada 15 ribu relawan yang bertugas di 11 kota penyelenggara Piala Dunia. Selain warga Rusia, banyak warga negara asing, termasuk orang Indonesia, yang mendaftar masuk korps relawan Piala Dunia.

Berjarak sekitar 1.600 kilometer, Yekaterinburg menjadi kota penyelenggara Piala Dunia yang terjauh dari Moskow. Di ibu kota kawasan Ural ini ada empat pertandingan babak penyisihan grup yang digelar. Ada sekitar 2.000 relawan di kota ini, tiga di antaranya adalah mahasiswa Indonesia.

Sama seperti Annisa, Tengku Oki Al Akbar dan Putri Gesan Prabawa Anwar juga menempuh studi di Universitas Federal Ural. Lolos tes wawancara relawan, ketiganya mendapat tugas di tempat berbeda. “Saya bertugas di Bandara Koltsovo,” kata Oki, yang mengambil kuliah jurusan manajemen internasional.

Mahasiswa yang hampir tiga tahun tinggal di Yekaterinburg itu bertugas meladeni suporter asing yang tiba atau akan pergi dari bandara. Dia juga kerap diminta menjadi penerjemah karena banyak relawan Rusia yang tidak lancar berbahasa Inggris. “Sering juga diminta membuat pengumuman pakai bahasa Inggris di bandara,” kata Oki.

Baca: Laporan Tempo dari Rusia: Menyesap Piala Dunia 2018 yang Hangat

Putri juga mendapat tugas meladeni suporter di terminal A Bandara Koltsovo di bagian check-in counter. Putri membantu petugas bandara mengatur para fan yang akan melanjutkan ke tempat pertandingan. Kesibukannya bertambah ketika hari pertandingan semakin dekat. Setelah pertandingan selesai, dia sudah harus kembali bersiaga di bandara. “Itu kerjanya berdiri, bisa berjam-jam,” katanya.

Menjadi relawan membawa banyak pengalaman bagi ketiga mahasiswa ini. Mereka bertemu dengan banyak orang dengan berbagai karakter dan budaya yang berkumpul di satu tempat. “Lumayan capek kerjanya, tapi asyik juga jadi relawan Piala Dunia,” kata Putri, yang tinggal di Yekaterinburg sejak Oktober tahun lalu.

Para relawan ini mendapat waktu tugas bergiliran. Mereka juga memiliki rekan kerja relawan Rusia di pos tugasnya. Selain mendapat seragam khusus, para relawan dibekali kartu identitas yang membuat mereka bisa menaiki transportasi umum dengan gratis. “Kartunya jadi andalan,” kata Annisa, seraya tertawa.

Meski berstatus relawan, tak jarang mereka harus mengerjakan hal yang sebetulnya tidak ada dalam daftar tugas mereka. “Beberapa kali ada suporter, baru tiba di bandara tengah malam, lalu minta dipesankan hotel,” kata Oki. “Tetap dilayani, kami bantu telepon hotel-hotel, tapi pemesanan harus mereka sendiri yang lakukan.”

Untuk menyimak laporan Tempo dari ajang Piala Dunia ikuti di sini.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (YEKATERINBURG)








Ketika Carlo Ancelotti Jadi Target Utama Menjadi Pelatih Timnas Brasil

2 hari lalu

Carlo Ancelotti. REUTERS
Ketika Carlo Ancelotti Jadi Target Utama Menjadi Pelatih Timnas Brasil

Presiden Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) Ednaldo Rodrigues mengungkapkan ketertarikannya pada Carlo Ancelotti menjadi pelatih timnas Brasil.


Lawan Brasil di Laga Uji Coba, Maroko Akan Tampil Lebih Berani daripada di Piala Dunia 2022

3 hari lalu

Pelatih timnas Maroko, Walid Regragui. REUTERS/Hannah Mckay
Lawan Brasil di Laga Uji Coba, Maroko Akan Tampil Lebih Berani daripada di Piala Dunia 2022

Maroko akan akan mengambil lebih banyak risiko yang tidak dapat mereka ambil di Qatar.


Mengenal Antoine Griezmann, Andalan Timnas Prancis Menjuarai Piala Dunia 2018

7 hari lalu

Pemain Maroko Azzedine Ounahi berduel dengan pemain Prancis Antoine Griezmann pada laga Semi Final Piala Dunia 2022 antara Prancis vs Maroko di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, 14 Desember 2022. REUTERS/Hannah Mckay
Mengenal Antoine Griezmann, Andalan Timnas Prancis Menjuarai Piala Dunia 2018

Antoine Griezmann merupakan salah satu pahlawan di Timnas Prancis di Piala Dunia 2018. Berulang tahun ke 32 kemarin, simak kilas balik berikut.


Meski Bermasalah dengan Cedera, Paul Pogba Tak Akan Dilepas oleh Juventus

11 hari lalu

Pemain Juventus, Paul Pogba. REUTERS/Massimo Pinca
Meski Bermasalah dengan Cedera, Paul Pogba Tak Akan Dilepas oleh Juventus

Paul Pogba bergabung dengan Juventus pada 2012 dan memenangi empat gelar Serie A dan dua Piala Italia.


Di Tengah Kritik terhadap Keputusannya, Gianni Infantino Terpilih Kembali Menjadi Presiden FIFA

12 hari lalu

Presiden FIFA Gianni Infantino berpidato di Kongres FIFA ke-73 di BK Arena di Kigali, Rwanda 16 Maret 2023. REUTERS/Jean Bizimana
Di Tengah Kritik terhadap Keputusannya, Gianni Infantino Terpilih Kembali Menjadi Presiden FIFA

Presiden FIFA Gianni Infantino tak populer di antara asosiasi anggota FIFA.


Diduga Geser Ukraina, Maroko Daftar Tender Tuan Rumah Piala Dunia 2023

13 hari lalu

Pendukung Maroko merayakan kedatangan timnas sepakbola Maroko setelah pulang dari ajang Piala Dunia 2022 di Rabat, Maroko, 20 Desember 2022. REUTERS/Jihed Abidellaoui
Diduga Geser Ukraina, Maroko Daftar Tender Tuan Rumah Piala Dunia 2023

Maroko mengumumkan ikut tender tuan rumah Piala Dunia 2030 yang kemungkinan untuk menggantikan posisi Ukraina.


Ubah Format Piala Dunia dan Piala Dunia Antarklub, FIFA Dituding Abaikan Kompetisi Nasional

13 hari lalu

Kantor FIFA. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo
Ubah Format Piala Dunia dan Piala Dunia Antarklub, FIFA Dituding Abaikan Kompetisi Nasional

La Liga menuding FIFA membuat keputusan sepihak dengan mengubah format Piala Dunia.


FIFA Tetapkan Format Baru untuk Piala Dunia 2026, Peserta Naik dari 32 Menjadi 48

14 hari lalu

Logo Piala Dunia 2026. Fifa.com
FIFA Tetapkan Format Baru untuk Piala Dunia 2026, Peserta Naik dari 32 Menjadi 48

Badan sepak bola dunia, FIFA, telah menetapkan bahwa Piala Dunia 2026 akan memakai format baru. Diikuti 48 tim.


Targetkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Erick Thohir Berencana ke Rwanda

16 hari lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Umum PSSI  Zainudin Amali (tengah) dan Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria (kanan) saat meninjau renovasi Stadion SI Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 11 Maret 2023. Pemerintah dan PSSI berencana akan kembali meninjau stadion yang akan digunakan dalam Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 untuk mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang sebelumnya telah disampaikan oleh FIFA. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Targetkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Erick Thohir Berencana ke Rwanda

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan rencana itu demi mewujudkan mimpi besar Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.


Erick Thohir: Piala Dunia U-20 Jadi Ukuran Kesiapan untuk Piala Dunia Senior

28 hari lalu

Erick Thohir. PSSI.ORG
Erick Thohir: Piala Dunia U-20 Jadi Ukuran Kesiapan untuk Piala Dunia Senior

Erick Thohir mengatakan Piala Dunia U-20 bisa jadi penilaian apakah Indonesia siap untuk menawarkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia senior.