TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang malam, Jalan Bauman di pusat kota Kazan, salah satu kota penyelenggara Piala Dunia 2018, malah makin ramai. Salah satu pusat wisata dan belanja di kota itu dibanjiri pengunjung pada Rabu lalu. Sebagian besar mengenakan baju kuning khas seragam Brasil, banyak juga yang mengenakan kokoshnik—hiasan kepala tradisional Rusia.
Para suporter Brasil itu membaur bersama warga Rusia lainnya menikmati alunan lagu dari para pemusik jalanan. “Kami berharap Rusia bisa bertemu dengan tim kalian di final,” kata seorang penyanyi sambil tertawa, yang langsung disambut sorakan gembira para suporter Brasil.
Para suporter Brasil sudah meramaikan Kazan sejak Selasa lalu. Dengan mengenakan kaus tim nasional Brasil yang berwarna kuning terang itu, para suporter terlihat mencolok di tengah kerumunan pengunjung Jalan Bauman dan Kremlin Kazan yang berada di sebelahnya.
Mereka datang ke Kazan untuk menonton tim Brasil yang menghadapi Belgia di perempat final di Stadion Kazan Arena, malam nanti. “Brasil pasti bisa sampai ke final,” kata Juan Angelo, seorang suporter Brasil.
Warga Rusia juga menjadi lebih optimistis dengan masa depan timnya. Sejak Rusia lolos ke perempat final dengan menaklukkan Spanyol 4-3 lewat adu penalti, mereka menjadi lebih sumringah jika membahas sepak bola. “Sebelumnya tak ada yang percaya tim kami bisa berhasil sejauh ini,” kata Evgeny Ivanov, seorang volunteer Piala Dunia di Kazan.
Lolos ke perempat final sejauh ini menjadi prestasi terbaik Rusia di Piala Dunia. Sbornaya—julukan tim nasional Rusia—akan bertanding melawan Kroasia di Sochi pada 7 Juli nanti.
Menurut Evgeny, kemenangan tim nasional menambah semangat warga Rusia. Dia bahkan meyakini bahwa di hari pertandingan, area fan fest di kota-kota penyelenggara yang merupakan pusat nonton bareng siaran pertandingan akan kedatangan lebih banyak lagi suporter. “Perayaannya bisa lebih meriah,” tuturnya.
Jejak keceriaan kemenangan tim nasional Rusia pada Minggu lalu masih terasa di Kazan. Banyak orang sudah mengenakan kokoshnik. Kios dan kafe pun lebih banyak menjual pernak-pernik tim nasional Rusia, antara lain kaus, syal, wig warna putih-biru-merah, dan bendera aneka ukuran. Barang-barang itu dibanderol dengan harga berkisar 500-1.500 rubel.
Gerai suvenir dan kerajinan tangan di sekitar Masjid Kul Sharif, di dekat kawasan Bauman, juga menyajikan cendera mata, seperti pin dan magnet, bertema Piala Dunia dan tim nasional Rusia.
Wali Kota Kazan Ilsur Metshin menganjurkan para pemimpin perusahaan mempersingkat waktu kerja besok hingga pukul 14.00. Hal ini perlu dilakukan demi mempermudah perjalanan warga kota. “Transportasi juga akan menjadi terbatas pada hari pertandingan itu,” katanya seperti dilaporkan inkazan.ru.
Di Chelyabinsk, Oblast Sverdlosvk, sudah dimulai kontes online #russianfanchallenge2018, yang menantang para suporter Rusia berbagi foto diri saat mengenakan kokoshnik. Menurut perwakilan penyelenggara, Lesya Weber, kontes ini diadakan sebagai perayaan kemenangan Rusia atas Spanyol sekaligus dukungan menjelang laga menghadap Kroasia.
Kontes ini terinspirasi dari foto tiga suporter Rusia, yakni dua pria dan satu wanita, mengenakan kokoshnik saat menonton pertandingan Rusia-Spanyol. Ketiganya populer karena tampak begitu menikmati pertandingan sembari mengunyah hotdog. Banyak suporter Rusia menyukai foto itu dan menyebut mereka sebagai para tokoh penting di balik kemenangan Rusia.
Euforia kemenangan itu juga merambat hingga ke jajaran pemerintahan dan Duma (parlemen Rusia). Kepala Komisi Olahraga, Turisme, Budaya, dan Urusan Pemuda Mikhail Degtyarev, seperti dilaporkan Interfax kemarin, mengatakan ada kemungkinan tambahan hari libur untuk merayakan jika Rusia berhasil menjuarai Piala Dunia.
Sebelumnya, ide soal libur tambahan setelah tim Rusia bertanding ini pernah diusulkan wakil juru bicara Duma Igor Lebedev. Ide itu belum mendapat dukungan yang cukup banyak. Partai final akan diselenggarakan di Stadion Luszhniki pada 15 Juli.
Setelah melihat kemenangan Rusia atas Spanyol, menurut Degtyarev, ide soal tambahan hari libur itu bisa dipertimbangkan kembali. Sebab, banyak orang akan menonton pertandingan dan penutupan Piala Dunia yang bisa selesai larut malam itu.
“Ini bisa jadi peristiwa penting dan langka,” kata Degtyarev. “Jika Rusia lolos ke final dan menang, bisa jadi ada keputusan berbeda dari pemerintah soal 16 Juli.”
KP.RU | INKAZAN | RAMBLER | GABRIEL WAHYU TITIYOGA