"Apakah saya layak untuk tampil di Piala Dunia 2010? Saya masih bisa berpikir beberapa hari ini, namun saya akan melihat apakah memang penting bagi saya berpartisipasi karena saya tidak memerlukan ini (kritik) dalam karier saya," kata Eto'o, Sabtu lalu.
Kejengkelan Eto'o itu tak lepas dari kritik pedas seniornya itu sehari sebelumnya. Milla, 58 tahun, adalah salah satu legenda terbesar yang dimiliki Kamerun. Ia pernah tampil 102 kali untuk Kamerun dan menyumbang 28 gol. Ia antara lain mencetak empat gol pada Piala Dunia 1990, saat berusia 38 tahun, dan ikut mengantar Kamerun lolos ke perempat final.
Milla menilai Eto'o belum memberikan sumbangan berarti bagi tim. "Bagi saya, saat ini Samuel belum membawa sesuatu ke dalam tim nasional," katanya. "Masyarakat Kamerun berharap lebih darinya pada Piala Dunia ini, seperti yang ia tunjukkan di Barcelona dan Inter Milan. Sebagai kapten, ia harus memberi contoh."
Milla mengaku tak sungkan mengkritik. "Karena saya sudah berjuang untuk tim ini sehingga berada di tempatnya sekarang. Bila saya tak bisa mengkritik, siapa kemudian yang bisa?" katanya.
Eto'o meradang dengan kritik itu. Dilontarkan hanya beberapa hari sebelum Piala Dunia, ia menilai kritik seperti itu tak sehat buat tim. "Saya adalah penyerang terbaik dalam sejarah Piala Afrika," katanya. "Saya memenangi Piala Afrika, medali emas olimpiade. Hal itu sudah menyatakan segalanya. Lihat berapa banyak trofi Liga Champions yang saya dapatkan... lihat!"
Ia jengkel karena kritik seperti itu terus berulang. "Ini selalu sebelum turnamen besar para veteran selalu terbangun. Apa yang telah dilakukan Milla? Ia belum pernah memenangi Piala Dunia, mereka baru mencapai perempat final," kata Eto'o.
Tentang pencapaian pada Piala Dunia 1990, Eto'o lebih melihat itu terjadi karena Kamerun memiliki pemain terbaik di semua lini. "Bukan karena ia menjadi pahlawan pada usia 40 tahun lantas bisa berbicara seenaknya," katanya. "Kondisi ini membuat Anda bertanya-tanya sendiri: apakah mereka orang-orang kami? Apakah mereka benar-benar orang kami?"
Kritik Milla bahwa Eto'o belum memberikan sesuatu bagi Kamerun memang terdengar aneh. Eto'o adalah top scorer negara itu, yakni 44 gol, yang diceploskan dalam 94 laga. Eto'o juga memiliki karier klub lebih baik ketimbang Milla. Ia sudah meraih gelar juara Liga Champions bersama Barcelona dan Inter Milan. Milla hanya bermain di klub moderat, seperti Monaco, Bastia, Saint-Etienne, dan Montpellier.
Tapi kritik pemain legendaris itu mungkin mewakili banyak kepenasaran suporter Kamerun. Sebagai kapten, kemampuan Eto'o dalam memimpin rekan setimnya kerap dipertanyakan. Sikapnya yang emosional dalam menerima kritik Milla bisa jadi pembenar atas para pengkritik itu.
Pada Piala Dunia 2010, Kamerun akan bermain di Grup E bersama Belanda, Denmark, dan Jepang.
Reuters | AP | BAGUS WIJANARKO | Nurdin Saleh