Lampu hijau bagi pemain Argentina untuk melakukan hubungan seks selama turnamen diungkapkan dokter tim, Donato Villami. Bicara pada Radio Del Plata, ia mengatakan, "Para pemain akan bisa melakukan hubungan seks selama Piala Dunia di Afrika Selatan. Tapi hanya dengan partner reguler mereka dan tak disertai sampanye atau minuman lain," katanya.
Ia menilai seks sama sekali tak berpengaruh buruk bagi performa tim. "Seks adalah bagian dari kehidupan sosial setiap orang dan bukan sebuah masalah. Masalah baru timbul setelah hal itu dilakukan secara berlebihan, termasuk dengan partner nonreguler atau pada jam yang seharusnya digunakan untuk istirahat," katanya.
Brasil memilih memberikan pembatasan bagi para pemainnya. Pelatih tim itu, Carlos Dunga, menegaskan, para pemainnya bisa melakukan hubungan seks pada hari tak ada pertandingan. "Tak semua orang suka seks, meminum anggur, atau es krim," katanya. "Tapi pada hari libur, setiap orang diizinkan melakukan apa pun yang mereka inginkan."
Tim lain umumnya belum secara terbuka mengungkapkan sikapnya soal seks ini. Tapi Inggris sudah sejak jauh hari memilih membatasi kehadiran istri dan pacar pemain (WAGs) selama turnamen. Mereka hanya diizinkan tinggal di hotel berbeda dan mengunjungi pemain pada saat hari libur pertandingan. Dengan kata lain, sikap pelatih tim nasional Inggris, Fabio Capello, sangat jelas: tak ada seks sebelum pertandingan.
Ilmuwan, pelatih, serta pemain umumnya memiliki pandangan berbeda soal kaitan antara seks sebelum pertandingan dan menurunnya penampilan di lapangan.
Ian Shrier, dokter olahraga dari McGill University di Montreal, Kanada, mengungkapkan, seks sebelum pertandingan dianggap bisa mempengaruhi atlet dalam dua aspek. "Pertama, itu membuat Anda lelah dan lemah pada hari berikutnya. Hal ini sudah terbukti keliru. Kedua, bisa mempengaruhi psikologi atlet, (tapi) yang ini belum ada penelitiannya," katanya.
Baginya, pengaruh seks sebelum pertandingan sangat bergantung pada kondisi atlet. "Bila atlet terlalu risau dan susah tidur, seks mungkin akan membantu menenangkan," katanya. "Tapi bila dia sudah rileks atau, seperti beberapa atlet, tak tertarik pada seks sebelum pertandingan besar, maka tidur yang nyenyak adalah apa yang ia butuhkan."
Sikap pelatih pun umumnya berbeda. Pada 1994, Berti Vogts melarang pemain Jerman melakukan hubungan seks sebelum pertandingan. Tapi tak sedikit pelatih yang tidak mempersoalkan hal itu dan membiarkan pemain memutuskan sendiri.
Ronaldo, yang pernah menjadi tumpuan tim nasional Brasil, justru pernah mengaku menyukai seks sebelum pertandingan. Menurut dia, hal itu membuatnya lebih bersemangat pada keesokan harinya.
Reuters | Goal | Nurdin Saleh