Nampak sejumlah gugus tugas keamanan mengenakan seragam biru gelap berada di sekitar pesawat South African Airways di bandara O.R. Tambo untuk mengamankan para pemain.
Setelah timnya tiba, pelatih Bob Bradley segera mempersiapkan pertandingan perdana melawan Inggris, 12 Juni. "Pertandingan perdana melawan Inggris perlu perhatian ekstra," kata Bradley. "Ini kesempatan besar buat kami."
"Namun, kami juga harus mewaspadai tim Slovenia dan Aljazair sebagai tim yang bagus. Ini akan menjadi grup yang sulit dan kami berusaha untuk lolos."
Petugas berpakaian preman, mengenakan earphone dan kacamata gelap berpatroli di sekitara fasilitas Piala Dunia, tempat tim Amerika Serikat tinggal.
Tim Amerika Serikat cukup akrab dengan suasana sekitar setelah tahun lalu mengikuti Piala Konfederasi di Afrika Selatan. Tim besutan Bradley tampil impresif hingga ke babak final di Rustenburg, Pretoria dan Johannesburg.
"Kami sangat mujur punya pengalaman tampil di sini," kata Bradley di bandara. "Masyarakat di sini, Afrika Selatan, selalu menyambut kami dengan baik."
"Kami benar-benar menikmati, perjalanan kami sangat baik."
Berpakaian biru dengan celana training merah, para pemain Amerika Serikat selanjutnya baik bus selama 25 menit menuju base camp di Irene Country Lodge, sebuah hotel mewah bergaya kampug tradisional yang terletak antara Johannerburg dengan kota Pretoria.
Saat tiba di hotel, tim disambut dengan tarian dan lagu-lagu yang dibawakan oleh para anggota staf. Polisi selanjutnya menggunakan anjing pelacak berkeliling ruangan untuk memastikan keadaan aman sebelum para pemain memasuki ruangan.
Sebuah vuvzela berwarna -terompet plastik sebagai suvenir Piala Dunia- ditinggalkan di setiap kamar para pemain sebagai hadiah.
AP | CHOIRUL