Nathi Mthethwa juga mengatakan, sekitar 3200 paspor hooligan ditahan kepolisian Inggris agar tak bisa melakukan perjalanan.
"Bulan lalu, di antara mereka pergi melalui Dubai selanjutnya masuk ke Afrika Selatan. Petugas keamanan Afrika Selatan dan Inggris berhasil menggagalkan," tambahnya, seperti dilaporkan Kickoff.com.
Mthethwa menjelaskan, selusin hooligan telah masuk tetapi tak diketauhi detailnya dimana keberadaan mereka. Pejabat Afrika Selatan telah bekerjasama dengan kepolisian Inggris untuk mencegah agar para hooligan tidak bisa menyaksikan Piala Dunia pertama kali di Afrika.
Polisi Afrika Selatan tak memiliki pengalaman cukup mengatasi para hooligan dan membutuhkan infromasi intelejen dari pasukan Eropa.
Menteri juga mengatakan kepada koran Guardian di Inggris, tidak ada masalah mendasar seperti yang dilaporkan oleh koran lokal, Sundaay, tentang serangan teroris saat pelaksanaan Piala Dunia.
"Tidak ada ancaman khusus terorisme ke Afrika Selatan seperti yang kami sampaikan. Saya tidak berfikir intelejen kami lemah, kami mampu mengatasi siapapun dengan intelejen kami," kata Mthethwa.
Para pengamat mengatakan meskipun tidak ada ancaman terorisme terhadap Piala dunia, namun, even terbesar ini akan menjadi target al-Qaidah atau kelompok-kelompok lainnya.
Petugas akan meningkatkan pengamanan khususnya saat pertandingan antara Amerika Serikat melawan Inggris, 12 Juni.
"Amerika Serikat akan menjadi perhatian utama keamanan kami," papar Mithethwa.
GOAL | CHOIRUL