Sebelumnya, Domenech telah mengumumkan bahwa para WAGs baru akan diperbolehkan mengunjungi pasangan mereka di Afrika Selatan jika Prancis sudah memastikan lolos ke babak perempat final.
Keputusan Domenech mengundang sindiran dari sejumlah media di Prancis. Salah satu situs berita terkemuka di negara itu, Le Post, menulis: "Barangkali Domenech yakin Prancis tak akan lolos ke perempat final dan hal itu tergambar lewat keputusannya (tentang WAGs)."
Isu WAGs bukan satu-satunya masalah yang mengganggu konsentrasi Prancis di Afrika Selatan. Sebelumnya, tim Ayam Jantan itu juga disibukkan oleh konflik internal di antara mereka sendiri.
Duet penyerang Franck Ribery dan Nicolas Anelka dikabarkan terlibat keributan lantaran bintang Bayern Muenchen itu tak suka dengan sikap striker Chelsea tersebut saat latihan.
Ribery menuding Anelka tak mau bekerja sama dengannya dan keduanya pun saling adu mulut sehingga harus dilerai oleh Evra. Sebagai ungkapan protesnya, Gallas menolak berbicara kepada media.
Ironisnya, Evra juga punya masalah dengan William Gallas yang tak rela ban kapten yang selama ini disandangnya diserahkan kepada bek Manchester United itu.
Domenech tak hanya merusak keharmonisan di timnas Prancis lewat ulahnya mencopot ban kapten dari Gallas dan memberikannya kepada Evra, tapi juga dengan keputusannya menjadikan Thierry Henry sebagai cadangan. Hampir separuh dari anggota skuad Prancis menilai keputusan Domenech membangku cadangkan Henry sebagai tindakan keliru.
Dengan situasi seperti Prancis semakin diragukan bisa mengulang sukses mereka 4 tahun silam saat lolos ke final Piala Dunia 2006 di Jerman.
THE SUN | A. RIJAL