Parreira pantas puas setelah memberikan rekor 13 kali tak terkalahkan buat Afrika Selatan yang bermain imbang 1-1 dengan Meksiko di Soccer City Stadium. Di lihat dari penampilannya, tim tuan rumah hampir mendapatkan kemenangan setelah tembakan Katlego Mphela hanya menemui ruang kosong di akhir permainan.
Gelandang Afsel, Siphiwe Tshabalala memecahkan kebuntuan pada menit ke-55 setelah kedua tim tampil sama kuat pada babak pertama. Namun, bek Barcelona Rafael Marquez sukses menyamakan kedudukan pada menit ke-79 setelah menerima sodoran Andres Guardado dari kiri dalam pertahanan tim lawan.
Ini menjadi kesuksesan awal bagi parreira yang mengubah tim dengan status underdog menjadi sebuah pasukan yang mampu tampil menekan. “Dia (Parreira) perlu memberi tim identitas dan itulah yang telah dia lakukan. Ia memahami kami dan sebaliknya dengan sangat baik. Ia selalu memotivasi kami. Ia senang melihat kami gembira,” puji gelandang Reneilwe Letsholonyane.
Dipuji anak buahnya, kepercayaan diri Parreira melambung. “Saya percaya esnya telah mencair...dan saya percaya pada pertandingan selanjutnya kami akan tampil lebih percaya diri lagi,” tegas pelatih yang mengantarkan Brasil meraih gelar Piala Dunia 1994 itu.
Reaksi berbeda dilontarkan Aguirre. Ia meminta pasukannya untuk menang menghadapi Prancis pada pertandingan kedua. Ini dimintanya untuk menghidupkan peluang tim melaju ke babak knock out.
Aguirre kecewa setelah serangan Meksiko yang dimotori Giovanni Dos Santos dan Carlos Vela gagal mencetak gol pada babak awal. “Kedua tim pasti akan merasa pahit-manis dari hasil ini. Kini kami dipaksa untuk mengalahkan Prancis,” kata Aguirre, yang akan membawa pasukannya tampil melawan Le Bleus di Polokwane pada 17 Juni.
“Saya pikir kami menguasai permainan pada babak pertama namun gagal menutup peluang akhir,” tegas pelatih berusia 60 tahun itu.
Meksiko sementara menguasai puncak klasemen Grup A dengan nilai 1. Parreira sendiri akan membawa pasukannya melawan Uruguay di Stadion Lotus Versfeld, 17 Juni.
REUTERS | AP | BAGUS WIJANARKO