Tshabalala, pemain sayap kiri klub Afsel Kaiser Chiefs dengan tenangnya mengoyak gawang kiper Meksiko Oscar Perez. Selain menjadi pencetak gol pertama di Piala Dunia 2010, pemain berambut gimbal itu sukses merayakan penampilannya buat Afsel pada laga yang ke-50 dengan brilian.
Gol yang dikemas Shaba, Tshabalala biasa dipanggil telah diimpikannya sejak lama. Pemain berusia 25 tahun itu ingin memberikan sesuatu yang membanggakan buat Afsel. “Gol itu indah dan saya bahagia bisa berdiri pada posisi dan mencetak gol,” bangga Shaba.
Shaba mengaku tak berpikir panjang ketika melancarkan tembakannya ke gawang kiper Meksiko Oscar Perez. “Saya ingin mencetak lebih banyak gol lagi,” harapnya.
Meski belum mampu memberikan kemenangan buat Afsel, Shaba patut bangga. Ia melihat skuad Carlos Alberto Parreira punya peluang menjadi kuda hitam tampil pada edisi Piala Dunia ke-19 kali ini. “Saya tidak melihat Afrika Selatan bakal gagal di Piala Dunia 2010 kali ini. Kami akan tampil bagus. Senjata terbaik adalah untuk tetap bermain sederhana,” tegasnya.
Shaba memutuskan untuk beralih menjadi pemain sepak bola profesional delapan bulan lalu. Ia pertama kali bergabung dengan timnas Afsel di ajang Piala Afrika 2006. Namanya semakin meroket setelah itu.
Meski telah menjadi salah satu ujung tombak di Afsel, Shaba tak lupa daratan. Buatnya dukungan keluarga tetap penting dalam mendorong permainannya sejauh ini. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada negara saya, termasuk keluarga, yang terus mendukung saya meski ketika saya belum menjadi pemain seperti saat ini,” katanya.
Banyak klub dari Turki dan Prancis yang berminat menggamit pemain kelahiran Soweto itu. Mimpinya untuk tampil di ajang Eropa kemungkinan besar bakal terwujud tak lama lagi. “Kami tahu apa ganjarannya ketika tampil bagus di Piala Dunia,” paparnya.
“Kami harus membuat jutaan warga Afsel gembira. Mereka layak mendapatkannya karena telah mendukung kami sejauh ini dan mengirimkan kami pesan positif yang membuat tim terus maju,” kata Shaba.
Shaba dan pemain Afsel lain tentu punya mimpi yang sama. Tim Nelson Mandela tak ingin hanya menjadi penggembira tampil di kandang sendiri.
Afrika Selatan akan menantang Uruguay di Stadion Loftus Versfeld (17 Juni) Setelah itu tim akan menutup laganya di Grup A melawan Prancis pada 22 Juni.
GOAL | SOCCERNET | BAGUS WIJANARKO