TEMPO Interaktif ,Johannesburg:Kapten Afrika Selatan Aaron Mokoena menganggap dukungan penuh penonton sebagai senjata tuan rumah Piala Dunia 2010. Sekitar 85 ribu pendukung memenuhi stadion Soccer City di Johannesburg untuk mendukung Afrika Selatan menghadapi Meksiko, tadi malam. Sebagian meniupkan vuvuzela, terompet khas Afrika dan Amerika Latin.
Suara parau yang keluar dari trompet sepanjang satu meter itu dianggap menguntungkan tim dengan lawan yang tidak terbiasa suara bising. "Itulah senjata kami, anggota ke-12 tim Afrika Selatan," kata Mokoena, Sabtu (12/6).
Gelandang serang Steven Pienaar terharu dengan dukungan penonton yang terus meniupkan vuvuzela selama lebih dari 90 menit. "Saya sangat bangga dan menghargai dukunga suporter.
Walaupun hanya bermain imbang 1-1, Tim Bafana Bafana puas. Mereka mengaku tertekan di 20 menit pertama. "Itu wajar, karena cuma Aaron yang pernah main di Piala Dunia," kata Pienaar. Sedangkan sepuluh lainnya baru sekali tampil di ajang olah raga terbesar sejagad ini.
Menurutnya, bisa mendapat poin dari tim sekelas Meksiko, yang semalam menguasai 58 persen penguasaan bola, merupakan capaian yahud. "Kami akan tampil lebih baik lagi di pertandingan berikutnya," ujar Pienaar.
Pelatih Afrika Selatan Carlos Alberto Parreira menilai baik hasil itu, mengingat itu adalah petandingan pertama. "Awalnya anak-anak tertekan, namun kemudian bisa mengusai permainan," ujar pelatih yang sudah tampil di enam Piala Dunia ini.
Hasil imbang yang didapat peserta lain Grup A, Uruguay dan Perancis, membuat semua negara di grup itu berbagi nilai sama, 1. Dengan hanya tiga kali tanding, negara yang meraih nilai 4 bakal lolos dari grup. "Artinya kami masih berpeluang," kata Parreira.
Afrika Selatan akan menghadapi Uruguay di Pretoria 16 Juni dan Perancis di Bloemfontaine 6 hari setelahnya. Saat itu, seperti kata Mokoena, dukungan pemain ke-12 kembali dibutuhkan.
FIFA | REZA M