Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dinamit yang Meledakkan Michels

image-gnews
Pelatih Morten Olsen memberikan instruksi kepada para pemainnya, saat latihan di stadion Soccer City, Johannesburg, South Africa (13/6).  AP/Frank Augstein
Pelatih Morten Olsen memberikan instruksi kepada para pemainnya, saat latihan di stadion Soccer City, Johannesburg, South Africa (13/6). AP/Frank Augstein
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pertandingan Denmark melawan Belanda dalam penyisihan Grup E putaran final Piala Dunia 2010 di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, hari ini mengingatkan kepada mendiang Rinus Michels. Penemu taktik permainan total football yang legendaris itu mengalami masa terburuk dalam kariernya ketika membawa tim Oranye menghadapi tim Dinamit Denmark dalam putaran final Piala Eropa 1992 di Swedia.

Marinus Jacobus Hendricus Michels, itu nama lengkapnya. Sebuah taktik revolusioner yang tak pernah bisa dilakukan lagi sampai kini, termasuk oleh Belanda sendiri, setelah Mister Sphinx itu membawa Oranye mencapai puncak pada putaran final Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Pria asal Amsterdam yang jarang tersenyum itu berusia 64 tahun ketika kembali menangani Marco van Basten dan kawan-kawan dalam Euro 1992 di Swedia. Itu adalah untuk keempat kalinya ia menangani tim Oranye setelah 1974, 1984-1985, dan 1986-1988.

Dan, periode keempat itu menutup karier Michels sebagai arsitek tim Belanda dengan pedih. Setelah pergerakan pemain tanpa henti dan keterampilan semua pemain--kecuali kiper--yang bisa menjadi bek, gelandang, dan penyerang di Jerman Barat 1974, juga seusai membuat Van Basten melakukan tendangan salto yang indah di final Euro 1988, maka Gothenburg 22 Juni 1992 adalah panggung Mister Sphinx yang suram.

Delapan belas tahun lalu di salah satu kota di Swedia itu, Michels menyaksikan trio pahlawan Belanda di Jerman 1988, yaitu Van Basten, Frank Rijkaard, dan Ronald Koeman, tak bisa lagi membuat rekan-rekannya menampilkan sedikit saja sisa total football dengan baik. Mereka bak "ambyar" oleh ledakan permainan tim Dinamit Denmark.

Denmark sebenarnya tak lolos ke putaran final Euro 1992. Michael Laudrup, bintang Dinamit, sudah menyatakan pensiun dari tim nasional setelah tak puas dengan taktik pelatih Richard Muller Nielsen lantaran kalah di kualifikasi. Saudara kembar Michael, Brian Laudrup, dan kiper Peter Schmeichel sudah bersiap-siap menikmati liburan ketika mendadak mendapat telepon dari Nielsen bahwa mereka harus segera berangkat ke Swedia menggantikan Yugoslavia, yang kena skorsing internasional karena perang yang memecahkan negara itu.

Di sini kita bisa menyebut keadaan itu seperti tim cabutan yang dibikin mendadak mengikuti turnamen. Bedanya, mereka kumpulan pemain luar biasa, memiliki darah petarung di laut dari bangsa Viking, nenek moyang mereka. Mereka membuat dunia terpana dengan menghantam anak-anak Michels di semifinal lewat adu penalti dan menggulung Jerman di final.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak-anak Viking itu bermain tanpa beban, tapi spartan di lapangan untuk memaksa Basten, yang biasanya bermain anggun, kehilangan cita rasa seninya di lapangan. Penyerang tipikal khas Belanda yang langsing dan kaya teknik itu terlihat emosional dan tega menghantam kaki salah satu pemain lawan di semifinal. Belanda saat itu adalah Belanda yang kehilangan bentuknya yang khas. Pada beberapa periode, tim Oranye hanya menyuguhkan sepak bola fisik.

Gothenburg 1992 dengan aktor utamanya, Denmark, adalah pentas yang kemudian membuat Michels memutuskan mengakhiri karier yang fenomenal di tim Oranye, Ajax Amsterdam, Barcelona, dan memasuki "masa persiapan pensiun" di Bayer Leverkusen. Bapak ideologis dari Johan Cruyff, Rijkaard, dan Van Basten, yang menyusul menjadi pelatih tim Oranye, sempat jalan-jalan ke Jakarta memenuhi undangan PSSI sebelum wafat lima tahun lalu.

Sejarah memang bisa seperti sepenggal kenangan. Tapi di penggalan lain ia bukan cuma deretan fakta tercetak di kertas yang rapuh. Total football Belanda dan keliaran Denmark 1992 pasti membekas di hati Robin van Persie, Thomas Sorensen, dan kawan-kawan. Itu bisa seperti naluri yang purba, yang menyusup dalam aliran darah mereka di Soccer City hari ini.

Hari Prasetyo, wartawan Tempo

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.