Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melaju Cepat Bersama Gautrain  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, "Ini brilian," Justice Tootha mengacungkan dua jempolnya. Ia memuji Gautrain, kereta cepat yang baru dioperasikan di Johannesburg, Afrika Selatan.
Tootha tinggal tak jauh dari Sandton, pusat bisnis di kota itu. Dan ia kerap mengaku harus menghadapi kerumitan saat pergi ke Bandar Udara OR Tambo: soal parkir hingga ketepatan waktu yang tak tentu karena kemacetan. Tapi kini masalah itu teratasi dengan kehadiran kereta cepat itu.  "Kereta ini mengingatkan saya pada kereta di Frankfurt. Petugasnya juga ramah-ramah dan sangat membantu."

Soal transportasi umum, Johannesburg masih kalah ketimbang Jakarta. Bus besar dan mini memang tersedia buat warga, tapi trayeknya belum mampu meliputi seluruh kota. Akibatnya, masyarakat pun harus lebih mengandalkan mobil pribadi atau taksi, yang sayangnya ogah memakai argo meter dan sulit mencegatnya di tengah jalan. Soal kemacetan juga sudah mulai menjadi masalah di kota ini, meski tak separah Jakarta.

Tapi perbandingan itu belum menyertakan Gautrain. Warga Jakarta patut iri dengan keseriusan dan keteguhan pemerintah untuk menyediakan alternatif transportasi baru, yang kini sudah banyak dipuji meski baru setengah jadi.

Ya, kereta cepat ini memang belum lagi komplet. Proyek senilai 25,5 miliar rand (Rp 25,5 triliun) itu bukan bagian dari proyek Piala Dunia 2010. Jalur kereta sepanjang 80 kilometer antara OR Tambo dan Pretroria itu mulai dibangun pada 2000 dan dijadwalkan usai 2011. Tapi berkaitan dengan Piala Dunia, sebagian operasionalnya, untuk rute OR Tambo menuju Sandton, dipercepat.

Ada empat kereta (nantinya 125) yang beroperasi setiap 12 menit sekali melayani rute itu. Di Stasiun Sandton juga dioperasikan armada bus (feeder) yang bisa membawa penumpang Gautrain melanjutkan perjalanan ke beberapa titik di Kota Johannesburg.
Saat Tempo mencoba sebelum pembukaan Piala Dunia, kereta itu sepi. Padahal saat mulai dibuka, 8 Juni lalu, sekitar 11 ribu warga dikabarkan berebut untuk merasakan moda angkutan umum yang diharapkan jadi salah satu solusi persoalan transportasi di Negeri Pelangi itu.

Saya datang pagi-pagi ke bandara itu. Saya tak perlu berdesakan di loket. Saat itu penumpang kereta tak sampai 40 orang. Mungkin karena masih pagi dan saya pergi melawan arus normal orang beraktivitas pagi itu.

Loket elektronik kereta itu cukup canggih. Di OR Tambo ada sekitar lima loket. Kita tinggal memencet-mencet pesanan dan tujuan kita. Untuk pembayaran, selain kartu kredit, mesin itu menerima uang rand. Malah, mesin itu bisa melakukan kembalian--umumnya berbentuk recehan logam.

Sayangnya, pengguna yang memanfaatkan kartu kredit sering kali harus melakukan urusan lebih panjang karena mesin loket kerap gagal memproses transaksi mereka. Saya saat itu membeli tiket elektronik dengan uang pas 110 rand (Rp 110 ribu) untuk tujuan Sandton.
Kereta yang saya tumpangi terdiri atas lima gerbong. Masing-masing gerbongnya terdiri atas 46 kursi berjok warna biru, yang masih mulus dan empuk. Di tiap gerbongnya juga ada tiga tempat penyimpanan bagasi yang cukup lega. Pendingin udara juga terasa maksimal di gerbong itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Nyaman. Tak beda degan Narita Express," kata Osumi Yoshiyuki, wartawan Jepang kenalan saya. Ia baru datang untuk meliput Piala Dunia dan secara tak sengaja bertemu saya di loket.
Wartawan lepas yang menulis untuk Tokyo Simbun dan Nikei itu datang ke Afrika Selatan untuk keempat kalinya. Dan ia mengacungkan jempol untuk kehadiran Gautrain pada kunjungannya kali ini. "Lebih menghemat waktu dan lebih murah."
Simon Scott, suporter sepak bola berjas dari Amerika Serikat yang ada di gerbong itu, memuji Gautrain. "Bahkan lebih baik dibanding kereta di negara  saya," katanya sambil tersenyum.

Sandton jadi sasaran jalur kereta ini. Maklum, daerah ini dikenal sebagai pusat bisnis di Johannesburg. Menuju dan keluar dari daerah itu selalu diperumit dengan masalah kemacetan.

"Teman saya pernah butuh waktu tiga jam untuk sampai bandara," kata Osamu. Pada saat normal, waktu satu jam tetap dibutuhkan untuk mencapai bandara dari daerah itu. Untuk menggunakan taksi, ongkos yang dibutuhkan pun bisa melebihi 300 rand.

Dengan kereta itu, justru hanya butuh waktu 15 menit untuk mencapai Sandton. Dengan kecepatan 160 kilometer per jam--yang sama sekali tak terasa dari dalam gerbong--dan hanya berhenti di stasiun antara, perjalanan terasa sangat singkat. Terlebih karena perjalanan kereta kerap melalui bawah tanah. Saya bahkan ragu-ragu dan harus memastikan kepada petugas saat muncul pengumuman kami sudah tiba di Stasiun Sandton. Maklum, informasi elektronik tentang posisi kereta di stasiun mana memang belum beroperasi.

Dari stasiun saya melanjutkan perjalanan dengan bus, yang masih merupakan bagian dari armada Gautrain. Saya menggunakan kartu yang saya dapat di loket. Meski alat di bus gagal membaca kartu itu, sang sopir tetap mengizinkan saya naik dan menyalahkan mesinnya yang masih sering ngadat.

Saya hanya sendiri saat bus itu berangkat menuju terminal Roosebank. Bus berkapasitas 40 penumpang berhenti di tiap halte (umumnya tak dilengkapi bangunan peneduh), tapi tak seorang pun naik. Ketika saya sampai di tujuan, kemewahan pun usai. Saya harus kembali ke realitas. Saya harus susah payah mencari taksi menuju Wits University tempat latihan tim Belanda.

Nurdin Saleh (Johannesburg)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.