Skuad Brasil yang dikomandani Dunga, kapten sukses tim di Piala Dunia 1994 memang sangat berbeda kali ini. Di setiap lini, Selecao mempunyai kekuatan yang terlihat sulit untuk ditaklukkan. Namun, di sana pula terletak kelemahan terbesar tim para bintang ini. Berikut lima sisi kelemahan yang bisa dibidik tim lawan ketika menghadapi Brasil.
5. Bidik bek kiri
Posisi ini ditempati Michel Bastos, bek kiri Olympique Lyon ini seperti pendahulunya Roberto Carlos kerap membantu serangan tim. Namun kecenderungan pemain pengganti Gilberto untuk menyerang membuat lini kiri pertahanan Brasil kosong.
Peluang itu bisa dimanfaatkan tim lawan apalagi ketika mempunyai penyerang cepat di sisi kanan. Pantai Gading berpeluang menjebol gawang Julio Cesar lewat serangan bintang Chelsea Salomon Kalou.
4. Memenangkan pertarungan lini tengah
Di lini inilah kelemahan terbesar Brasil. Dunga kemungkinan masih akan mempercayakan lini tengahnya kepada Gilberto Silva, Felipe Melo, Kaka, dan Elano yang tampil tak menggigit di klubnya masing-masing musim lalu. Pengecualian datang bagi Silva, yang memang telah berusia 33 tahun.
Melo tampil buruk di Juventus. Hal yang sama dihadapi Kaka pada awal kariernya di Real Madrid plus Elano yang gagal membuka serangan Galatasaray di lini tengah musim lalu.
Jika tim lawan bisa menekan Silva dan Melo, mereka bisa mengambil bola dari keduanya dan melancarkan serangan balik.
3. Matikan pergerakan Maicon
Ketika menyumbangkan gelar treble bagi Inter Milan musim lalu, Maicon sukses membentengi lini pertahanannya. Alhasil para penyerang Barcelona disulitkan untuk memasuki daerah pertahanan Nerazzurri pada laga semi final Liga Champions musim 2010.
Keterampilan bek jangkung itu dalam menyerang juga kerap menjadi momog bagi lawan. Buktinya tujuh gol dan 12 assist dilahirkan dari kaki bek kanan ini.
Jadi, satu-satunya jalan untuk mematikan Maicon adalah mempunyai pemain melebar kiri yang mampu bergerak cepat untuk membatasi serangan bintang Brasil itu. Absennya Nani, membuat posisi Maicon bebas pada babak penyisihan. Namun ketika persaingan kembali terbuka, kemungkinan dirinya diganti Dunga masih terbuka.
2. Melumpuhkan penyerang
Permainan Brasil beberapa tahun ini banyak dikritik lantaran kurangnya kreativitas. Tanpa Kaka dan Robinho, praktis tim Kuning Biru tak mampu mengalirkan serangannya yang bergelombang.
Itu ditegaskan dengan absen lamanya Luis Fabiano di Sevilla. Jika tim lawan mampu membentengi pertahanannya dengan baik para penyerang Brasil praktis kesulitan untuk menciptakan gol.
Contoh sahihnya adalah ketika Brasil tampil pada babak kualifikasi Zona CONMEBOL. Mereka kesulitan menembus pertahanan rapat yang diorganisir tim lawan. Pertandingan pertama melawan Korut mungkin akan menjadi buktinya.
1. Serangan balik
Pertarungan Amerika Serikat-Brasil di final Piala Konfederasi tahun lalu akan diingat sebagai kembalinya Raja Samba. Namun, The Yanks, julukan AS memperlihatkan kemampuan dalam menaklukkan lawannya. Skuad Bob Bradley sukses melumpuhkan dua bek tengah Brasil, Lucio dan Juang yang memang tampil cantik namun tidak kencang ketika berlari.
Ketika itu AS sukses mengeksploitasi kelemahan Brasil dengan sempurna meski kalah tipis 3-2. Dengan operasn-operan cepat dan penguasan bola yang berantai menjadi senjata utama untuk mengalahkan Brasil.
Brasil akan memulai kampanyenya di Afrika Selatan melawan Korea Utara pada Grup G di Stadion Ellis Park, Rabu (16/6).
BERBAGAI SUMBER | BAGUS WIJANARKO