Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepak Bola (Seharusnya) Adalah Puisi

image-gnews
REUTERS/Tyrone Siu
REUTERS/Tyrone Siu
Iklan
TEMPO Interaktif, Zinedine Yazid Zidane boleh saja menjadi pujaan penggemar sepak bola dunia. Tetapi bagi sebagian penulis biografi, Zidane mungkin bukan obyek favorit penulisan. Kenapa? Tentu saja bukan karena kisah hidup gelandang legendaris Prancis ini tak berwarna. Tidak pula disebabkan Zizou--demikian sapaannya--tak memiliki karisma. Untuk dua hal itu, Zidane lebih dari sekadar memenuhi syarat--perbawanya bahkan tak luntur setelah insiden tandukan kepalanya atas Marco Materazzi.

Sebabnya adalah Zidane agak miskin dengan pernyataan-pernyataan filosofis yang menjadi kegemaran para penulis. Dalam sebuah wawancara di televisi, misalnya, sang penanya gagal mendapatkan jawaban yang  diharapkan quote-able untuk pertanyaan berikut: Apakah sewaktu kecil Anda bermimpi menjadi pemain nasional Prancis?

Zidane menjawab singkat: Tidak. Waktu kecil, "Saya hanya menginginkan bola kulit dan sebuah sepeda," katanya. Sederhana dan telak. Masa kecilnya yang sengsara memang tak memungkinkan ia memiliki impian muluk-muluk.

Beda di depan pewawancara, lain di lapangan. Di dalam arena, Zidane adalah penafsir ulung atas filosofi sepak bola. Hal itu ia lakukan secara sempurna bersama rekan-rekannya dalam Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 saat Prancis menjadi kampiun. Tim Les Bleus kala itu adalah skuad yang piawai menerjemahkan bahwa sepak bola adalah permainan tim tanpa menafikan keindahan keterampilan individu. Sedangkan kemenangan hanyalah konsekuensi. Itulah inti filosofi sepak bola.

Dalam benak saya, demikianlah semestinya sebuah tim sepak bola diracik. Jika sebuah tim mampu mencapai kasta permainan demikian, sepak bola tak lagi sekadar adu otot dan tenaga. Ia akan menjadi sebuah seni. Sepak bola mungkin akan bermetamorfosis menjadi puisi--wilayah di mana keindahan dan kandungan makna saling menjalin memuliakan kemanusiaan.

Pada tim Prancis 1998 dan 2000, hal itu mewujud demikian nyata. Tim juara ini digawangi individu multiras, namun mereka sukses meleburkan perbedaan. Bukankah orang-orang yang mampu menisbikan perbedaan fundamental demi tujuan bersama adalah mereka yang sejatinya tahu benar arti kemanusiaan?  Itulah yang dilakukan Zidane dan kawan-kawan kala itu. Di tingkat klub, apa yang dilakukan Prancis itu berhasil dicapai Barcelona di bawah asuhan Pep Guardiola.

Saya pernah mengutip pernyataan Hanning Mankell, penulis kondang Swedia. Kata dia, seni (sastra) dan sepak bola berurusan dengan hal sama, yakni konflik, kontradiksi, dan solusi. "Sastrawan dan pemain sepak bola harus membuatnya menarik agar bisa dinikmati," titahnya.

Beberapa penyair Inggris kontemporer bahkan melangkah lebih jauh. Banyak di antara mereka menulis puisi berdasarkan refleksi atas permainan sepak bola. Lihatlah yang dilakukan Tony Harrison. Oleh penyair kontroversial ini, berbagai pertentangan dalam masyarakat ia tulis dengan metafora yang diambil dari sepak bola. Ia, misalnya, mengkritik polarisasi sosial, namun pada saat yang sama menyokong harmoni.

Rasanya Pep Guardiola memahami dengan baik pikiran Mankell dan Harrison itu. Di tangannya, sepak bola telah kembali ke inti filosofi yang sejati. Ia memiliki pemain-pemain terbaik di dunia. Tetapi Pep--pencinta musik dan buku-buku bermutu--berhasil mengembangkan solidaritas yang mengatasi ego masing-masing anak didiknya, tanpa membuat keunikan individu tenggelam. Itu membuat Barcelona menjadi semacam sebuah mahakarya seni.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi, toh, kita tahu Barcelona akhirnya ditekuk sepak bola defensif ala Inter Milan di final Liga Champions lalu. Seperti halnya Prancis takluk pada sepak bola gerendel Italia di Piala Dunia 2006.

Kini, di Afrika Selatan, kita gamang apakah sepak bola akan dikhianati anaknya sendiri dengan permainan sepak bola negatif asal menang, ataukah bakal ada titisan Zidane dan Guardiola yang menyelamatkan "kesucian" intisari sepak bola?

Saya tak pernah berharap Nurdin Halid atau Nugraha Besoes mampu menjawab pertanyaan semacam itu.

*)Tulus Wijanarko Wartawan Tempo


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jadwal dan Prediksi Cina U-20 vs Timnas U-20 Indonesia di Laga Uji Coba Senin Malam Ini 25 Maret 2024

25 hari lalu

Pesepak bola Timnas U-20 Indonesia Figo Dennis Saputrananto (depan) melakukan tendangan pinalti ke gawang Timnas U-20 China dalam pertandingan persahabatan internasional di Stadion Madya, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Pertandingan berakhir imbang dengan skor 1-1. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Jadwal dan Prediksi Cina U-20 vs Timnas U-20 Indonesia di Laga Uji Coba Senin Malam Ini 25 Maret 2024

Timnas U-20 Indonesia akan kembali menjajal kekuatannya dengan melawan Cina U-20 pada pertandingan uji coba internasional, Senin malam, 25 Maret 2024.


Hasil Bola Laga Persahabatan: Timnas Italia Kalahkan Ekuador 2-0 berkat Gol Pellegrini dan Barella

25 hari lalu

Timnas Italia. REUTERS/Ognen Teofilovski
Hasil Bola Laga Persahabatan: Timnas Italia Kalahkan Ekuador 2-0 berkat Gol Pellegrini dan Barella

Timnas Italia berhasil mengalahkan Ekuador dengan skor 2-0 dalam laga persahabatan.


Hasil Laga Persahabatan: Timnas Jerman Kalahakan Prancis 2-0, Florian Wirtz Cetak Gol Tercepat dalam Sejarah Tim Panser

26 hari lalu

Pemain Timnas Prancis Kylian Mbappe dan pemain Jerman Joshua Kimmich dalam laga persahabatan, 23 Maret 2024. REUTERS/Benoit Tessier
Hasil Laga Persahabatan: Timnas Jerman Kalahakan Prancis 2-0, Florian Wirtz Cetak Gol Tercepat dalam Sejarah Tim Panser

Timnas Jerman berhasil mengalahkan Prancis dengan skor 2-0 dalam laga persahabatan.


Hasil Bola Laga Persahabatan: Timnas Brasil Kalahkan Inggris 1-0, Endrick Jadi Penentu Kemenangan

26 hari lalu

Pemain Timnas Brasil Endrick. Action Images via Reuters/Peter Cziborra
Hasil Bola Laga Persahabatan: Timnas Brasil Kalahkan Inggris 1-0, Endrick Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Brasil berhasil mengalahkan Timnas Inggris dengan skor 1-0 dalam pertandingan persahabatan.


Jadwal Bola Laga Persahabatan Minggu Dinihari, 24 Maret 2024: Inggris vs Brasil dan Prancis vs Jerman

27 hari lalu

Pemain timnas Inggris, Harry Kane dalam sebuah pertandingan.  Action Images via Reuters/Paul Childs
Jadwal Bola Laga Persahabatan Minggu Dinihari, 24 Maret 2024: Inggris vs Brasil dan Prancis vs Jerman

Jadwal bola pada Minggu dinihari, 24 Maret 2024, akan menampilkan rangkaian laga persahabatan, termasuk Inggris vs Brasil dan Prancis vs Jerman.


Hasil Uji Coba Jelang Liga 1: Persebaya Surabaya Tekuk Persis Solo 4-3, Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

25 Juni 2023

Laga uji coba Persis Solo vs Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu, 24 juni 2023. (Instagram/@persisofficial)
Hasil Uji Coba Jelang Liga 1: Persebaya Surabaya Tekuk Persis Solo 4-3, Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

Persebaya Surabaya mengalahkan Persis Solo dengan skor 4-3 dalam pertandingan uji coba untuk persiapan Liga 1 .


Hasil FIFA Matchday: Brasil dan Jerman Kalah, Malaysia Menang 10-0

21 Juni 2023

Ilustrasi penonton sepak bola. REUTERS/Catherine Ivill
Hasil FIFA Matchday: Brasil dan Jerman Kalah, Malaysia Menang 10-0

Hasil laga FIFA Matchday: Timnas Brasil dan Jerman sama-sama kalah, sedangkan Malaysia menang 10-0.


Soal FIFA Matchday Lawan Timnas Argentina, Ini Kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir

19 Maret 2023

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam sarasehan PSSI bersama Asosiasi Provinsi (Asprov). Dok. PSSI
Soal FIFA Matchday Lawan Timnas Argentina, Ini Kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir

Ketua Umum PSSI Erick Thohir hanya mau mengumumkan lawan timnas Indonesia untuk FIFA Matchday setelah ada perjanjian resmi secara tertulis.


Tampil dalam Laga Persahabatan, Presiden FIFA dan Ketua PSSI Sama-sama Cetak Gol

19 Oktober 2022

Presiden FIFA Gianni Infantino (kiri) berusaha merebut bola saat bermain sepak bola dengan staf PSSI di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Tampil dalam Laga Persahabatan, Presiden FIFA dan Ketua PSSI Sama-sama Cetak Gol

Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan sama-sama mencetak gol pada laga persahabatan di Stadion Madya GBK.


Timnas Indonesia Naik 3 Peringkat, Bagaimana Cara Menghitung Poin FIFA?

8 Oktober 2022

Pemain timnas Indonesia, Elkan Baggott duel di udara dengan pemain timnas Curacao dalam laga kedua FIFA Match Day di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 27 September 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Timnas Indonesia Naik 3 Peringkat, Bagaimana Cara Menghitung Poin FIFA?

Timnas Indonesia naik peringkat FIFA dari 155 ke 152, kenaikan pesat dibandingkan tim negara Asia Tenggara lain. Begini cara menghitung poin FIFA.