Kebijakan itu dibuat Hitzfeld untuk membiasakan para pemainnya dengan suara bising vuvuzela dalam laga pertama Grup H lawan Spanyol di Moses Mabhida Stadium, Rabu (16/6).
Kebijakan Hitzfeld bertolak belakang dengan yang diterapkan pelatih Belanda, Bert van Marwijk, yang melarang para fans membawa vuvuzela saat menyaksikan sesi latihan tim Oranje.
Sementara para pelatih lainnya, berusaha mencari solusi untuk memudahkan para pemain berkomunikasi di lapangan di tengah kebisingan vuvuzela seperti penggunaan bahasa isyarat.
“Kami menggelar satu lagi sesi latihan terbuka karena kami tahu akan ada para fans yang datang membawa vuvuzela dan kami tahu kebisingan itu akan kami rasakan,” tutur Hitzfeld.
“Akan menjadi lebih sulit berkomunikasi antar pemain. Kita harus berteriak lebih keras untuk berkomunikasi, tapi itu bagus buat para pemain untuk lebih siap menghadapi atmosfer yang akan mereka dapatkan saat bertanding,” tambah Hitzfeld.
Vuvuzela telah menjadi isu kontriversial sejak pergelaran Piala Konfederasi di Afrika Selatan tahun lalu. Saat itu sejumlah pemain mengelkuh tak dapat berkomunikasi dengan sesama mereka di lapangan lantaran kebisingan yang ditimbulkan vuvuzela.
Bek Swiss, Philippe Senderos, mengatakan kiprahnya di Premier League selama ini akan membantunya membiasakan diri dengan kebisingan vuvuzela.
“Ada banyak kebisingan di dalam stadion, tapi stadion-stadion di Inggris juga sangat bising dan kami telah terbiasa dengan suasana itu,” aku Senderos.
REUTERS | A. RIJAL