TEMPO Interaktif, Taktik dan strategi bakal menjadi penentu kemenangan Spanyol dan juga Swiss ketika kedua tim bertemu di Stadion Moses Mabhida, Durban, malam ini. Partai pembuka Grup H ini bakal menarik karena kedua tim bakal menerapkan taktik dan strategi yang selama ini menjadi kekuatan.
Swiss adalah tim yang memiliki potensi menciptakan kejutan. Kebugaran fisik dan mental menjadi modal ditambah kecerdikan pelatih Ottmar Hitzfeld menentukan strategi. Hitzfeld akan mengubah tempo permainan yang tidak mengikuti kecepatan pemain Spanyol. Jika ini dilakukan, kelebihan kolektif Spanyol tidak akan maksimal. Jika strategi ini diterapkan hingga babak pertama usai, yang bakal terjadi adalah Spanyol bakal panik.
Bagi Spanyol, tidak ada pilihan selain menjatuhkan mental bertanding pemain lawan jika ingin menang di partai pembuka grup ini. Dengan mencetak gol pada menit awal, Spanyol akan mendapat keuntungan strategis karena secara teknis tim itu memiliki keunggulan hampir di semua lini. Puyol dan kawan-kawan harus mampu mengontrol emosi untuk mengendalikan permainan.
Spanyol memasuki putaran final Piala Dunia Afrika Selatan 2010 ini dengan penuh percaya diri. Berada di Grup H bersama Swiss, Honduras, dan Cile, di atas kertas hanya Cile (peringkat ke-18) dan Swiss (peringkat ke-24) yang patut mendapat perhatian.
Vincente del Bosque, arsitek Spanyol, adalah sosok berpengalaman dalam menangani tim bermaterikan pemain kelas wahid. Rakyat Spanyol menaruh harapan di pundaknya. Hal ini sangat beralasan mengingat materi pemain yang dimiliki kali ini sangat menjanjikan.
Di bawah mistar gawang ada tiga master, yaitu Casillas, Valdes, dan Reina. Di belakang ada Albiol, Pique, Puyol, Ramos, dan Arbeloa. Di lapangan tengah ada Iniesta, Xavi, Fabergas, Alonso, dan David Silva. Di depan, Spanyol masih bertumpu pada Villa, Torres, dan Pedro. Semua nama di atas adalah punggawa tim papan atas Eropa (Barcelona, Real Madrid, Arsenal, Liverpool, dan Valencia).
Serangkaian uji coba menjelang dimulainya putaran final pun telah dijalani dengan hasil yang sangat memuaskan. Beberapa skema dan varian yang ditampilkan telah menambah kepercayaan diri dan membuat siapa pun lawan yang akan dihadapi akan berpikir keras dalam membendung serangan atau membongkar pertahanan.
Swiss masuk putaran final kali ini dengan target utama selama mungkin terlibat dalam turnamen empat tahunan ini. Bermaterikan pemain kelas medium, mereka akan mencoba membuat kejutan dengan mencuri poin khususnya pada laga pembuka di mana sering kali tim-tim unggulan belum menemukan performa terbaiknya.
Apabila hal ini dapat direalisasi, bukan tidak mungkin Spanyol akan menemui hambatan selanjutnya di mana mereka harus berhadapan dengan Cile. Sedangkan Swiss akan menghadapi Honduras, yang di atas kertas memiliki peringkat di bawahnya.
Barisan depan Swiss, Alexander Frei dan Blaise Nkufo, akan menghadapi hadangan Carles Puyol, Sergio Ramos, dan Raul Albiol, yang memiliki jam terbang tinggi di level Eropa. Barnetta, Hakan Yakin, dan Gelson Fernandes, yang menjadi jantung Swiss, akan beradu cerdik dengan Iniesta, Cesc Fabergas, dan Xabi Alonso, yang sudah membuktikan determinasi yang sangat solid. Sedangkan lini pertahanan, yang ditempati Steve Von Bergen, Stephan Lichtsteiner, dan Reto Zielger, akan menghadang gempuran sekelompok pemain muda dengan kemampuan prima seperti David Villa, Fernando Torres, dan Pedro.
Kejutan yang sering terjadi dalam event akbar sekelas Piala Dunia ini adalah tim underdog dapat membalikkan prediksi di atas kertas para pakar sekali pun, seperti yang dialami Kamerun ketika dilibas Jepang, Inggris ditahan Amerika Serikat, atau keberhasilan Ghana memukul Serbia dalam laga pembuka Grup D.
Partai Spanyol melawan Swiss, malam ini, walau keduanya bukan tim underdog, juga akan memunculkan kejutan.*)Ferril Raymond Hattu, Pemain Nasional (1985-1992)