Ketika itu Korea Utara mengalahkan Italia 2-0 di putaran pertama dan sempat unggul 3-0 saat melawan Portugal di perempat final sebelum akhirnya kalah 3-5. Eusebio membukukan empat dari lima gol Portugal saat itu.
“Kami sepenuhnya dikejutkan oleh mereka,” aku Eusebio dalam komentar yang dikirim lewat e-mail ke The Associated Press, Sabtu (19/6).
Kini, Eusebio menjadi duta Federasi Sepakbola Portugal sementara rekan setimnya di Piala Dunia 1966, Antonio Simoes, ikut mendampingi tim Portugal di Afrika Selatan.
Kedua mantan pemain nasional itu sempat menghadiri sejumlah sesi latihan Portugal di Afrika Selatan. Dan, menurut Eusebio, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan harus punya kepercayaan diri dan ketahanan saat menghadapi Korea Utara dalam laga Grup G di Cape Town, Senin (21/6), sama dengan tim 1966.
“Saya ingat dengan jelas apa yang dikatakan Simoes ketika kami masih tertinggal 3-0. Ia terus berkata, ‘selama kita tak tertinggal 4 gol, kita masih punya peluang' dan ia benar,” papar Eusebio.
Korea Utara membukukan gol di menit-menit terakhir saat kalah 1-2 dari Brasil dalam laga pertama Selasa lalu. Sementara Portugal mengawali langkah dengan bermain imbang 0-0 lawan Pantai Gading.
“Para pemain Portugal harus punya komitmen 100 persen untuk mengatasi Korea Utara yang sudah membuktikan mereka bukan tim lemah saat melawan Brasil,” kata Eusebio.
“Kami harus enuh determinasi, sangat cepat memainkan bola, solid di pertahanan dan, tentu saja, para pemain harus menemukan inspirasi untuk menunjukkan bakat mereka di lapangan.”
Korea Utara disebut-sebut sebagai tim misterius di Afrika Selatan. Hanya tiga dari anggoa skuad mereka yang bermain di luar negeri dan tim itu jarang tampil di laga internasional dalam beberapa tahun terakhir kecuali di babak kualifikasi.
Kondisi itu membuat tim-tim lawan tak punya banyak kesmepatan untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan mereka, tapi Eusebio mengatakan kondisi di zamannya bahkan jauh lebih buruk.
“Saya pikir Korea Utara lebih tak dikenal di masa lalu daripada sekarang. Saat itu tak ada media seperti sekarang,” kata lelaki berusia 68 tahun itu.
Eusebio pernah jadi Pemain Terbaik Eropa 1965 dan ia menganggap kemenangan lawan Korea Utara 44 tahun silam sebagai salah satu momen terindah dalam kariernya. Apalagi, setelah itu keluar sebagai top skorer Piala Dunia 1966 dengan koleksi 9 gol.
“Saya pikir setiap pemain punya momen istimewa dalam karier mereka. Buat saya, mencetak 4 gol dalam pertandingan itu merupakan momen istimewa saya,” akunya.
AP | A. RIJAL