Sarkozy bahkan telah memerintahkan Menteri Olahraga Prancis yang tengah berada di Afrika Selatan memperpanjang masa kunjungannya untuk berbicara dengan kapten tim, pelatih dan ketua Federasi Sepakbola Prancis (FFF) untuk menenangkan situasi jelang laga terakhir Grup A lawan Afrika Selatan Selasa (22/6).
Para pemain Prancis memboikot sesi latihan Minggu (20/6) sebagai protes terhadap pemecatan striker Nicolas Anelka yang telah menghina pelatih Raymond Domenech saat mereka kalah 0-2 dari Meksiko Kamis lalu.
Aksi boikot itu memicu pertengkaran antara kapten Patrice Evra dengan seorang pelatih fitness dan mendorong pengunduran diri ketua delegasi timnas Prancis.
Peluang Prancis lolos ke 16 Besar pun sudah nyaris tertutup setelah hanya mengumpulkan 1 poin dari dua pertandingan.
Meteri Olahraga Prancis, Roselyne Bachelot, mengatakan bahwa Presiden Sarkozy telah menyuruhnya menemui Evra, Domenech dan presiden FFF, Jean-Pierre Escalettes, hari ini.
“Ia (Sarkozy) seperti saya, kami menampung kemarahan rakyat Prancis dan menuntut kehormatan dan tanggung jawab,” ujar Bachelot kepada stasiun televisi TFI.
Saat ditanya apakah akan ada yang dikenai sanksi atas kekisruhan tersebut, ia menjawab: “Ini bukan saat yang tepat untuk menjatuhkan sanksi, tapi waktunya akan segera tiba.”
Menteri Ekonomi, Christine Lagarde, yang merupakan mantan anggota timnas renang indah Prancis, mengecam aksi boikot para pemain.
“Saya merasa ngeri. Saya benar-benar merasa ngeri karena saya pernah memakai kostum timnas Prancis seperti yang kalian tahu dan ketika kita mengenakan kostum timnas, kita memikul tanggung jawab ekstra,” katanya kepada stasiun televisi LCI.
“Tanggung jawab pertama adalah menjadi yang terbaik di lapangan, tapi juga menjadi teladan karena kita tengah jadi sorotan. Ada anak-anak, remaja yang menekuni olahraga ini dan memandang kita sebagai contoh,” tambahnya.
Kecaman juga dilontarkan sejumlah mantan pemain nasional Prancis terhadap ulah Evra dan kawan-kawan.
“Ini tak bisa ditoleransi. Ini sama sekali tak profesional,” tutur Emmanuel Petit, eks gelandang yang mencetak satu gol saat Prancis mengalahkan Brasil di final Piala Dunia 1998, kepada stasiun televisi France 2.
“Ini menyedihkan, ini memalukan,” kata Alain Giresse, mantan pemain nasional Prancis lainnya kepada stasiun televisi yang sama.
Bixente Lizarazu, anggota skuad Prancis yang memenangi Piala Dunia1998 dan Euro 2000, ikut melemparkan kritik.
“Tak seorang pun yang masih memiliki ketenangan dalam tim ini dan semuanya meledak-ledak … Ini menunjukkan bahwa tak ada lagi yang punya kendali atas timnas Prancis dan ini kondisi yang snagat serius,” katanya kepaa stasiun radio RTL.
REUTERS | A. RIJAL