Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jogo Bonito ala Dunga  

image-gnews
Dunga. AP/Marcio Jose Sanchez
Dunga. AP/Marcio Jose Sanchez
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - CUKUP. Tak perlu berdebat tentang Dunga yang dituduh membunuh Jogo Bonito. Dua kata dalam bahasa Brasil-Portugis--yang artinya bermain indah --itu sejak lahir sudah bermasalah. Valdir Pereira, pemain sepak bola Brasil, mengaku membuat istilah itu. Presenter Stuart Hall mengklaim menciptakannya pada 1958. Dunga, pelatih tim Brasil, hanyalah seorang korban.

Carlos Caetano Bledorn Verri alias Dunga muncul di puncak kemarahan publik Brasil. Itu bermula dari Piala Dunia 2006 di Jerman. Ronaldo, Kaka, Adriano, dan Ronaldinho disingkirkan Prancis 0-1. Juara bertahan tumbang. Sumpah serapah melimpah-ruah ke alamat Selecao--julukan tim Brasil. Pelatih Carlos Alberto Pereira langsung dipecat--sekarang melatih Afrika Selatan. Dunga naik pentas.  

Pada mulanya pelatih kelahiran Rio Grande, Brasil, berusia 46 tahun, itu repot menghadapi sikap skeptis rakyat. Walaupun ia bermain di tim nasional pada 1982-1998 dan ikut memenangi Piala Dunia, ia dikritik lantaran pengalamannya sebagai pelatih nol besar.

Kecaman semakin bertubi-tubi ketika ia membongkar habis tim nasional. Ronaldinho dan Adriano ia ganti dengan Maicon, Lucio, Dani Alves, Felipe Melo, dan Luis Fabiano, angkatan muda yang bermain di seantero dunia. Dengan sekitar 1.100 pemain di klub beken sejagat, tak sulit bagi Dunga membentuk tim hebat.

Agak berlebihan menyebut Dunga mematikan Jogo Bonito. Ia sesungguhnya membuat tim tak hanya asyik "memasak" bola dan berputar-putar menghabiskan waktu. Dunga memberi fokus pada Selecao: cetak gol. Aksi oper-operan pendek dan tik-tak sentuhan satu-dua kali--yang merupakan ciri Brasil--tetap ia pertahankan. Jadi sesungguhnya ia hanya menambah efisien Jogo Bonito dan karena itu terasa lebih "kurang bumbu". Barangkali "bumbu" itulah penyedap sepak bola Brasil selama ini.

Dengan Jogo Bonito ala Dunga itulah tim Brasil memenangi Copa Amerika pada 2007 dengan mengalahkan musuh bebuyutan, Argentina. Tapi setahun kemudian, Dunga kembali dilanda badai kritik. Tiga kali bermain di kandang, Selecao tak mampu mencetak satu gol pun!

Pelatih yang pernah bermain di sembilan klub berbeda selama 20 tahun karier sepak bolanya itu terus mematangkan resep efisiensinya. Hasilnya, Brasil lolos ke Afrika Selatan dengan meraih peringkat pertama Amerika Selatan (Conmebol)--di atas Cile, Paraguay, Argentina, dan Uruguay. Pelan tapi pasti, kecintaan rakyat Brasil kembali bersemi kepada tim asuhan Dunga itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sepak bola Brasil memang kembali semarak. Pertumbuhan ekonomi Brasil, yang rata-rata 4-5 persen, membuat klub punya duit lagi untuk belanja pemain. Ini bukan lagi periode "merana" klub lokal ketika pemain yang mencetak gol wajib berlari menghampiri papan reklame produk yang mengontraknya--agar produk itu tampil di televisi. Sekarang banyak pemain Brasil di Eropa pulang kandang. Roberto Carlos merupakan salah satunya. Robinho, yang lama berkelana di Eropa, pun kembali main di Santos, dengan status pinjaman, dan menerima bayaran US$ 90 ribu sepekan alias hampir Rp 2 miliar sebulan--meski sebagian masih ditanggung Manchester City (Inggris).

Ekonomi Brasil ditaksir akan semakin menjulang ketika negeri itu menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016, meskipun banyak yang cemas dengan pengeluaran besar dua ajang raksasa itu.

Di Afrika Selatan, akankah Dunga membawa Selecao menjuarai Piala Dunia untuk keenam kalinya? Dengan bola seliar Jabulani, diwarnai banyak kejutan membingungkan, hanya peramal ngawur yang masih berani menebak.*** Toriq Hadad

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.