TEMPO Interaktif, Pertandingan Cile melawan Swiss di Stadion Ellis Park, Johannesburg, malam ini bakal berlangsung menarik. Kedua tim sama-sama mengejar kemenangan untuk memastikan langkah ke babak kedua. Cile dan Swiss sama-sama mengantongi nilai 3 dan hanya kemenangan yang harus diraih jika tak ingin tersingkir dari persaingan Grup H. Spanyol dan Honduras--meski keduanya sudah menelan sekali kekalahan--tetap mengancam.
Swiss memang tidak diunggulkan di Afrika Selatan. Tapi tim ini mampu membuat kejutan dengan mengalahkan salah satu tim favorit juara Piala Dunia 2010, Spanyol. Acungan jempol layak diberikan untuk pasukan Ottmar Hitzfeld, pelatih Swiss berdarah Jerman. Swiss bermain sangat disiplin dan terkoordinasi di setiap lini, terutama pada lini pertahanan. Sistem pertahanan Swiss sangat solid dengan penjagaan wilayah yang ketat. Meskipun hanya sedikit memperoleh peluang, peluang itu bisa dimanfaatkan dengan baik.
Swiss tak ingin disebut tim penggembira di Piala Dunia kali ini. Swiss juga ingin menjadi tim yang disegani. Melawan Cile akan menjadi pembuktian bahwa kemenangan atas Spanyol 1-0 pada pertandingan pertama bukan sekadar keberuntungan.
Materi Swiss adalah kombinasi pemain muda berbakat sekelas Eren Derdiyok, Tranquillo Barnetta, dan kiper Diego Benaglio dengan pemain kawakan, seperti Alexander Frei dan Blaise N'Kufo. Mereka bahu-membahu melakukan serangan-serangan dan dalam bertahan, karena pemain-pemain Cile memiliki karakter menyerang dengan kualitas individu yang sangat baik. Magnin, Senderos, Grichting, dan Ziegler harus berdisiplin menjaga setiap posisi yang ditempati. Para pemain tengah juga harus lebih aktif dalam menyuplai bola kepada duet penyerang, Eren Derdiyok dan Blaise N'kufo.
Hitzfeld sudah pasti akan menurunkan formasi the winning team-nya dengan formasi 4-4-2, yang tetap menempatkan Diego Benaglio di bawah mistar. Saya mencatat penampilan kiper Wolfburg ini sangat gemilang pada pertandingan melawan Spanyol. Ia berhasil menahan gempuran para pemain Spanyol yang datang secara bertubi-tubi.
Pada posisi pemain belakang akan diisi oleh Ludivic Magnin, Philipe Senderos, Stephane Grichting, dan Reto Ziegler. Di lini tengah, Tranquillo Barnetta akan memimpin Gelson Fernandes, Benjamin Huggel, dan Gokhan Inler. Duet striker Eren Derdiyok dan Blaise N'kufo juga masih akan diandalkan untuk membombardir pertahanan Cile.
Cile akhirnya dapat mengakhiri "kutukannya", yang selama 48 tahun tidak pernah menang dalam pertandingan di Piala Dunia. Kemenangan terakhir yang Cile peroleh adalah pada Piala Dunia 1962 dengan menaklukkan Yugoslavia. Kemenangan 1-0 atas Honduras pada partai pertama tentu akan membangkitkan semangat pasukan Marcelo Bielsa, pelatih asal Argentina.
Permainan Cile mencerminkan gaya bermain khas Amerika Latin. Menyerang dengan cara cepat menjadi salah satu andalan Mathias Fernandes dan kawan-kawan. Umpan satu-dua sentuhan harus dilakukan mengingat pertahanan Swiss sulit ditembus. Pemain-pemain Cile harus lebih sabar dan tenang dalam melakukan penyerangan dan para pemain belakang harus waspada terhadap serangan balik Swiss. Dengan cara ini Swiss menenggelamkan Spanyol pada partai pertama.
Cile masih mengandalkan Claudio Bravo di bawah mistar. Waldo Ponce, Gary Medel, dan Gonzalo Jara akan berada di depan Bravo. Untuk posisi lini tengah, akan diisi Millar, Carlos Carmona, Mathias Fenandes, dan Marco Estrada. Sedangkan pada lini depan, trio Mark Gonzales, Esteban Paredes, dan Alexis Sanchez tetap menjadi andalan. Untuk menggempur Swiss, Marcelo Bielsa akan menggunakan formasi 3-4-3, yang dapat diubah menjadi 3-4-2-1.
Andjas Asmara, Pemain Nasional (1970-1980)