"Permainan kami yang sesungguhnya akan muncul," kata pelatih Vicente del Bosque. Dia menjanjikan permainan dengan semangat menang. "Ini yang jadi semangat kami dalam pertandingan-pertandingan berikutnya," ujar mantan pelatih Real Madrid itu.
Walaupun terbukti gagal membongkar pertahanan solid yang digalang Swiss, Del Bosque tidak akan mengubah gaya permainan operan satu sentuhan. "Kami berhasil mencapai posisi sekarang dengan permainan itu," kata pelatih 60 tahun itu. "Tiki-taka", sebutan gaya bermain one-touch-pass, membawa Spanyol menang dalam 10 laga kualifikasi.
Menurut Del Bosque, bukan gaya permainan timnya yang salah. "Kami tidak menunjukkan kepribadian kami sebagai tim pemenang," kata Del Bosque. Penyerang David Villa mendukung pelatih dengan mengatakan kekalahan lalu disebabkan tim Matador gagal melepaskan umpan-umpan terobosan yang jadi andalannya. "Tapi kami akan tetap memainkan pola yang sama," katanya.
Menang adalah angka mati bagi skuad merah darah itu. Tergelincir saat melawan Honduras bisa memaksa Spanyol angkat koper setelah pertandingan terakhir Grup H melawan Cile, 25 Juni mendatang. "Tidak boleh ada celah untuk kesalahan saat melawan Honduras," ujar pengatur serangan tim Matador, Xabi Alonso.
Menurut pemain tengah Real Madrid itu, partai melawan Honduras bakal jadi ujian berat bagi Spanyol. Sebab, kedua tim takluk dalam pertandingan pertama dan sama-sama mengincar kemenangan agar bisa bertahan di Afrika Selatan. "Mereka tangguh secara fisik dan memiliki pemain belakang yang solid, jelas akan menyulitkan kami," kata Alonso.
Del Bosque agaknya perlu mendengarkan kritik pendahulunya, Luis Aragones. Menurut sang pelatih itu, Spanyol bermain bagus tapi tidak pede untuk menyerang dari awal. "Jika tahu lawan bakal bertahan, Anda seharusnya menyerang sejak 15 menit pertama," kata Aragones, yang mempersembahkan trofi Piala Eropa 2008 bagi Spanyol.
Karena penyerang utama Fernando Torres baru sembuh dari cedera, Del Bosque menurunkan Villa sebagai striker tunggal saat melawan Swiss. Formasi 4-5-1 terasa janggal bagi Spanyol, yang biasa memainkan dua penyerang. Akibatnya, Villa--top scorer Spanyol dengan 28 gol--lebih banyak menghabiskan pertandingan dengan mengejar bola ke sana-sini. Torres, yang masuk pada pertengahan babak kedua, membuat serangan lebih hidup. Sayang bola-bola tendangan tim Matador masih sering melenceng dari gawang Swiss.
Berbekal pengalaman itu, Del Bosque diperkirakan bakal menerapkan pakem lama 4-4-2, dengan Torres dan Villa sebagai tombak kembar sejak menit awal. "Cara bermainnya membuat saya mengeluarkan permainan terbaik, begitu juga sebaliknya," kata Villa memuji tandem sejatinya itu. Pasangan ini juga yang diusung Aragones di Piala Eropa 2008, dengan gol tunggal Torres di partai pemuncak.
Menggunakan empat gelandang, Spanyol sekaligus "mengobati" kelebihan pengatur serangan di lini tengah. Del Bosque tampaknya akan memilih Xavi Hernandez, 30 tahun dan 88 caps, yang lebih senior dan membangkucadangkan Xabi Alonso.
Honduras, tim urutan ke-38 dunia, punya cara tersendiri memandang Spanyol, urutan kedua dunia. Menurut pemain belakang Sergio Mendoza, Honduras ikut Piala Dunia untuk membuat sejarah. "Satu-satunya cara membuat sejarah adalah mengalahkan tim favorit," ujarnya.
Honduras, yang baru dua kali ikut Piala Dunia setelah partisipasi pertama pada 1982, menyadari peluang melaju ke babak knock-out kecil. Terlebih tim itu kehilangan penggedor di lini depan, Davi Suazo, dan pengatur serangan, Julio Cesar de Leon. Mengalahkan Spanyol, tim terkuat di Grup H sekaligus favorit jawara, bakal membuat Honduras pulang dengan kepala tegak.
Menurut Mendoza, gaya permainan masing-masing individu di tim Spanyol sudah mereka hafal. "Kami tahu kekuatan mereka, tapi tahu juga kelemahan mereka," kata bek kanan berusia 29 tahun itu. Kekalahan Spanyol oleh Swiss, dia melanjutkan, tidak berpengaruh apa pun kepada Honduras. "Kami bertekad mengalahkan mereka," katanya.
REUTERS | FIFA | REZA M