Setelah sempat menahan Portugal selam hampir setengah jam, bahkan sempat membuat peluang, Cholima terpuruk di babak kedua, tak mampu menghentikan pesta gol Portugal sehingga mereka tersingkir dari turnamen itu.
"Dalam pertandingan hari ini, saya pikir para pemain kami telah bermain maksimal, tapi secara taktik kami berantakan dan kami tak bisa meredam serangan mereka dan itulah sebabnya mereka bisa mencetak banyak gol," aku Kim.
"Sebagai pelatih, saya bersalah karena tak menerapkan strategi yang tepat.
"Seiring berjalannya pertandingan, Portugal menjadi lebih agresif dan setelah kami kebobolan gol pertama, ambisi dan keinginan untuk menyamakan kedudukan mengakibatkan tim saya terkapar."
Saat ditanya bakal seperti apa reaksi publik Korea Utara atas kekalahan memalukan itu, Kim percaya mereka akan mengerti.
"Di tanah air sana, saya percaya mereka akan memandang ke laga kami berikutnya dan mereka akan mendukung kami untuk bermain baik," katanya.
"Saya percaya mereka akan mendorong kami. Meski kami tak akan bisa mencapai target (lolos ke 16 Besar), kami masih punya satu laga tersisa dan kami akan memperkuat mental kami dan mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan itu," tambah Kim.
Korea Utara yang tampil di Piala Dunia untuk kali pertama sejak 1966, bakal menghadapi Pantai Gading dalam laga terakhir dan berharap bisa membawa pulang beberapa poin.
"Dalam laga terakhir melawan Pantai Gading, kami harus memikirkan strategi dan taktik yang akan membuahkan hasil terbaik," tandasnya.
AP | A. RIJAL