TEMPO Interaktif, Bila masih hidup, entah bagaimana perasaan Helmut Rahn menyambut malam nanti saat Jerman bertemu dengan Ghana. Pada 1954 di Swiss, mendiang striker itu mencetak dua gol penentu kemenangan Der Panzer--julukan Jerman--3-2 atas Hungaria pada final. Tahun ini, Jerman bisa pulang awal-awal bila kalah oleh Ghana. Ironisnya, salah satu pilar Ghana adalah Kevin-Prince Boateng, cucu Rahn.
Ibu Kevin, Christine, adalah keponakan Rahn. "Benar, kakek saya adalah saudara sepupu dia," kata Kevin tentang Rahn. "Tapi saya bukan Helmut. Saya Kevin, meski saya berharap saya mewarisi sedikit gen (sepak bola) Helmut. Saya memiliki catatan karier sendiri."
Itu sebenarnya ironi kedua. Ironi pertama, Kevin telah menyebabkan Michael Ballack, bintang terbaik Jerman saat ini, gagal berangkat ke Afrika Selatan. Pada final Piala FA, Mei lalu, sebagai pemain Portsmouth, Kevin menjegal Ballack, yang memperkuat Chelsea, terlalu keras sehingga berakibat cedera pergelangan kaki.
Gara-gara tackling kasar itu, Kevin dimusuhi rakyat Jerman, terutama para pemain Jerman, termasuk adik tirinya, Jerome Boateng. Jerome adalah saudara Kevin satu ayah beda ibu. Ayah mereka seorang pedagang asli Ghana bernama Prince Boateng. Setelah bercerai dengan Christine, Prince menikah dengan perempuan Jerman yang lain bernama Martina. Perkawinan terakhir ini menghasilkan Jerome.
Di Afrika Selatan, Jerome hadir sebagai pemain Jerman, meski sejauh ini tak pernah diturunkan. Malam nanti, sekadar duduk di bangku cadangan, apalagi bila diturunkan, Jerome tetaplah musuh Kevin yang hampir pasti menjadi pengatur serangan The Black Stars--julukan Ghana. Ini baru pertama terjadi sepanjang sejarah Piala Dunia.
Meski di beberapa kesempatan Jerome membela kakak tirinya dalam soal insiden Ballack, bek berusia 21 tahun ini berang terhadap kakaknya. "Saya tak ingin mengontak dia lagi," kata Jerome. Adapun Kevin mengaku, "Kami tak pernah saling berbicara lagi sejak kasus itu. Tentu saja saya tidak gembira akan hal ini dan saya katakan kepadanya, 'Oke, kita sekarang menempuh jalan sendiri-sendiri'."
Ironi juga menanti Zinedine Zidane. Dia bintang besar Prancis setelah era Michel Platini. Gelar juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 dipersembahkan Zidane untuk negeri kelahirannya. Dari perkawinannya dengan Veronique, perempuan Prancis berdarah Spanyol, mantan kapten tim nasional ini memiliki empat putra: Elyaz, Enzo, Luca, dan Theo.
Menurut Zidane, empat bocah itu mewarisi bakat sepak bolanya. Mereka semua bersekolah di Akademi Sepak Bola Real Madrid, mantan klub Zidane. Karena lama tinggal di Spanyol dan memiliki ibu berdarah Spanyol, keempat anak Zidane berhak atas paspor Spanyol. "Saya tidak bisa mencegah bila ada di antara mereka yang di kemudian hari memilih memperkuat tim nasional Spanyol," kata Zidane.
Helmut Rahn sudah mengalaminya. Untungnya, sang pahlawan Berne tak menyaksikan ironi itu karena dia sudah meninggal pada 2003 dalam usia 73 tahun. Rahn menyisakan cerita heroik yang oleh masyarakat Jerman dikenal sebagai "keajaiban Berne". Pada babak grup, Jerman dibantai Hungaria 3-8. Pada final, Panzer ganti menang 3-2 setelah sempat tertinggal 0-2.
Sang cucu keponakan, Kevin Boateng, lahir di Berlin dan sempat menjadi andalan tim nasional Jerman junior. Kerap terlambat dalam latihan, Kevin tak dipanggil lagi oleh pelatih Jerman junior. Karena itu, dia berlabuh di kesebelasan negara asal sang ayah.
Kalau bisa menangis, patung Helmut Rahn di taman Stadion Georg-Melches-Stadium, Essen, mungkin akan meneteskan air mata malam nanti.
l BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA
GLOSOCCERY
NOMOR PUNGGUNG: Ada beberapa fungsi nomor yang ada di bagian punggung kaus pemain: untuk mempermudah wasit mencatat pelanggaran, untuk menyederhanakan isyarat pergantian pemain, dan untuk keperluan administrasi lainnya. Tanggal 25 Agustus tercatat sebagai hari pertama penggunaan nomor punggung, yaitu saat Arsenal bertemu dengan Sheffield Wednesday dan Chelsea melawan Swansea di Liga Inggris.
Piala Dunia pertama yang secara resmi memberlakukan aturan nomor punggung adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Setelah mengalami beberapa kali pergantian aturan, sekarang FIFA cuma membolehkan nomor 1 sampai 23 di Piala Dunia, tak boleh dikurangi tak boleh ditambah. Jadi, tak ada nomor aneh di Piala Dunia.