TEMPO Interaktif, Bloemfontein - Afrika Selatan adalah tuan rumah pertama yang tersingkir di babak grup sejak Piala Dunia dimulai tahun 1930. Meski hal itu mengecewakan, Bafana-Bafana tetap bangga dengan apa yang telah mereka lakukan. “Kami tidak melihat ini sebagai sebuah kegagalan,” kata pelatih Carlos Alberto Parreira, Rabu (23/6).
“Ini hanya sebuah kekecewaan,” ujarnya. Afrika Selatan meraih poin 4 di Grup A hasil sekali seri, sekali kalah, dan sekali menang. Satu-satunya kemenangan diraih Afrka Selatan dengan mengalahkan tim bermasalah Prancis di laga terakhir.
Mereka akhirnya kalah bersaing dengan Uruguay dan Meksiko yang menjadi wakil Grup A di babak enam belas besar. Steven Pienaar dan kawan-kawan sebenarnya punya nilai sama dengan Meksiko, tetapi Meksiko punya selisih gol lebih baik.
“Aku tetap merasa bangga. Kami memang tidak pernah berbicara tentang melaju ke babak selanjutnya, semua orang tahu ini adalah grup paling ketat di Piala Dunia. Kami hanya kalah selisih gol,” lanjut Parreira, yang membawa Brasil Juara Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Para pemain juga menyatakan tidak terlalu menyesal meski gagal. “Yang paling penting adalah mengakhiri turnamen ini dengan catatan bagus. Kami bahagia bisa mengucapkan selamat tinggal kepada suporter dengan cara yang bagus,” kata Pienaar.
Sedang penyerang Katlego Mphela, yang mencetak satu gol ke gawang Prancis di laga terakhir menyatakan,” Kami telah memberikan yang terbaik. Kami sedikit tidak beruntung saja dalam dua kali kesempatan sebelumnya. Tetapi menang melawan Prancis di Piala Dunia adalah sejarah.”
Afrika Selatan saat ini menduduki peringkat ke-83 FIFA. Mereka tak pernah bisa lolos dari babak grup dalam 3 kali keikutsertaannya di Piala Dunia. Prestasi terbaik Afrika Selatan sejauh ini adalah juara Piala Afrika tahun 1996.
REUTERS | ARIS