TEMPO Interaktif, Mengantongi enam angka dari dua kemenangan, Brasil sudah tidak perlu ngotot menghadapi Portugal dalam partai terakhir Grup G di Stadion Moses Mabhida, Durban, malam ini. Apa pun hasilnya, anak-anak Carlos Dunga itu sudah pasti lolos ke babak kedua. Jikapun kalah, posisi terjelek Brasil adalah runner-up grup.
Hanya, yang menjadi perhatian tim Samba adalah calon lawan yang siap menunggu dari Grup H pada pertandingan babak 16 besar. Selain Honduras, yang sudah pasti tersisih, Cile, Spanyol, dan Swiss masih memiliki peluang yang sama untuk maju ke babak berikutnya. Tinggal hasil akhir yang menentukan siapa yang akan menjadi juara dan runner-up grup.
Brasil dipastikan tanpa Kaka, yang mendapat kartu merah dalam laga yang berlangsung keras menghadapi Pantai Gading, dan Elano, yang masih dibekap cedera. Namun Brasil tetap bertekad meraih kemenangan, tak peduli siapa yang akan mereka hadapi wakil dari Grup H di babak 16 besar.
Dalam dua laga awal, Brasil menunjukkan dua penampilan yang berbeda. Penampilan Brasil saat menghadapi Korea Utara sangat berbeda dengan Brasil saat menghadapi Pantai Gading. Saat menghadapi Pantai Gading, meski belum sempurna, ciri tim Samba sudah mulai terlihat. Dunga menyadari bahwa speed (kecepatan), agility (kelincahan), dan skill (kemampuan mengolah bola dalam tekanan lawan) tanpa kekuatan (strength) adalah omong kosong dalam pertandingan sepak bola.
Kemenangan Brasil atas Pantai Gading menunjukkan bahwa tim ini memiliki segalanya. Kehilangan Kaka dan Elano bukanlah masalah besar bagi Brasil. Sebagaimana kata Robinho, "Tim ini memiliki banyak pemain berbakat, jadi tak jadi masalah jika ada pemain yang harus tidak main karena cedera atau mendapat kartu." Luis Fabiano, yang mencetak dua gol sangat berkelas saat melawan Pantai Gading, juga sedang on fire. Penampilannya bersama Robinho akan menjadi ancaman bagi Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan.
Portugal, setelah tampil mengecewakan dalam laga awal menghadapi Pantai Gading, bermain luar biasa setelah membantai Korea Utara dengan tujuh gol tanpa balas. Permainan penuh semangat Korea Utara dapat dihadapi dengan kecerdikan dalam memanfaatkan setiap kesalahan yang dibuat pemain belakang Korea Utara.
Portugal ketika masih diperkuat Luis Figo-Rui Costa mendapat julukan Brasil-nya Eropa karena materi pemain saat itu memiliki kemampuan olah bola yang tinggi. Saat ini, selain Deco dan Cristiano Ronaldo, pemain Portugal adalah pemain pekerja keras, yang siap membantu merebut dan mendistribusikan bola sehingga terjadi gol, atau bahkan ikut membuat gol meski dengan cara yang tidak spektakuler.
Peluang Portugal, urutan kedua klasemen Grup G dengan empat angka, sangat terbuka untuk merebut juara grup. Pertandingan ini merupakan salah satu pertandingan penyisihan grup yang banyak ditunggu. Tidak soal bagi kita siapa yang menang. Yang penting, harapan melihat laga bermutu dari talenta penuh bakat dapat tersaji.
Jikapun ada yang menang, kemenangan itu ditentukan oleh kemampuan skill individu, baik itu dari Brasil maupun Portugal.
Fakhri Husaini Pemain Nasional (1986-1997)