TEMPO Interaktif, Jakarta - Selain soal vuvuzela, Piala Dunia kali ini banjir dengan kecaman terhadap bola Jabulani. Bola buatan Adidas ini dituding menyulitkan kiper dan pemain karena pantulannya justru kelewat sempurna. Adidas keliru menamakan Jabulani, bahasa Afrika yang artinya gembira. Jabulani justru membikin sedih.
Inggris adalah korban pertama Jabulani. Kiper Inggris Rob Green melakukan blunder ketika menangkap bola yang mudah. Bola itu ternyata lepas dari tangannya dan terus bergulir. Setelah Green banyak korban berjatuhan. Pantai Gading dan Korea Utara adalah korban berikutnya. Brazil memanfaatkan Jabulani ini untuk menghasilkan tendangan pisang atau melengkung. Belakangan, FIFA pun mengakui bola ini bermasalah, tapi Peter Cech, dalam wawancaranya dengan Nurdin Saleh dari Tempo di Afrika Selatan mengatakan, "Jangan salahkan bola!"
BS