TEMPO Interaktif, Johannesburg - Carlos Tevez membayar tuntas kepercayaan pelatih Diego Maradona. Dia memborong dua gol, dan membawa Argentina ke perempat final setelah menaklukan Meksiko 3-1 tadi malam.
Carlitos, panggilannya, memecah kebuntuan dengan gol kontroversial di menit 26. Kubu Meksiko memprotes keras gol itu karena, terlihat jelas di tayangan gerak lambat, Tevez berada di posisi off side saat mengundul bola lambung dari Lionel Messi. Namun, tidak ada satu pihak pun yang menyangsikan gol keduanya.
Tendangan geledeknya dari jarak 23 meter merobek gawang Oscar Perez tanpa ampun. Stadion Soccer City memuja Carlitos yang terpilih sebagai pemain terbaik laga itu. "Saya butuh pertandingan seperti itu," ujarnya, Senin (28/6).
Penyerang 26 tahun ini memenuhi instruksi pelatih untuk meninggalkan kebiasaannya turun ke lini tengah. Pemain berjuluk El Apache ini terus berlari di daerah pertahanan Meksiko dan memecah konsentrasi lawan. "Ini bukan pertandingan mudah," katanya.
Tampil meragukan selama membela negaranya dengan hanya menyumbang 7 gol dari 53 caps, Carlitos jadi pilihan utama Albiceleste di Afrika Selatan. "Tidak mungkin saya mengenyampingkannya dari starting eleven," ujar Maradona. Walaupun Carlitos terus gagal menciptakan gol di tiga pertandingan awal, sang pelatih membelanya. "Dia bermain baik dan performanya mengagumkan," katanya.
Dua gol itu membuktikan kata-kata Si Tangan Tuhan. Keduanya berpelukan usai sang pemain mencetak gol. "Saya membuktikan bahwa saya tidak mati," kata Carlitos. Menurutnya, empat penampilannya di Afrika Selatan adalah performa terbaiknya sejak pertama membela Argentina pada 2004. "Semoga saya bisa mempertahankannya," katanya.
Rekannya ikut memuji. Menurut bek Nicola Burdisso, penyerang Manchester City itu merupakan pemain yang mampu mengubah jalan pertandingan. "Dia menyelesaikan pertandingan dengan gol ajaib," katanya.
Carlitos meminta maaf karena telah menunjukan ekspresi kecewa saat Maradona menariknya pertengahan babak kedua. "Saya tidak seharusnya begitu," katanya.
Kini mereka bersiap menghadapi Jerman, yang menaklukan mereka di Piala Dunia lalu. Namun El Apache, yang juga ikut di skuad Argentina saa itu, menolak menggunakan kata balas dendam. "Kami harus tetap dingin dan belajar dari kesalahan di 2006," katanya.
FIFA | REZA M