TEMPO Interaktif, Durban - Satu ciri khas dari Belanda yang belum hilang, mereka selalu melahirkan penyerang sayap murni yang hebat. Di tengan kecenderungan permainan sepak bola modern yang mereduksi pemain sayap sejati dengan menuntutnya harus bisa bermain ke segala arah di tengah, Oranye tetap memberi tempat kepada spesialis itu. Dulu ada Johnny Rep, Marc Overmars, untuk menyebut beberapa nama, dan kini Arjen Robben.
Robben mewarisi julukan The Flying Dutchman dari para seniornya. Ia kembali menampilkan kehebatannya untuk menembus pertahanan Slovakia menit 18. Ia mendapat umpan jauh dari Nigel de Jong. Dengan ciri khasnya yang terkenal, yaitu menggiring bola dengan kaki kirinya secara diagonal di depan kotak penalti lawan untuk mendapatkan celah, sebelum menembaknya ke dalam gawang kiper Jan Mucha.
Ini gol pertama bintang Bayern Muenchen di Piala Dunia 2010 tersebut dalam dua kali penampilannya. Pemain kidal berusia 26 tahun mendapat dispensasi dari pelatih Bert van Marwijk untuk datang belakangan ke Afrika Selatan buat menyembuhkan cedera pergelangan kaki kirinya.
"Kemenangan hari ini sangat indah, kau pasti merasakannya kalau bermain di Piala Dunia. Kami belum menunjukkan permainan yang terbaik hari ini tapi yang terpenting kami bisa melaju (ke perempat final)," kata Robben. "Di perempat final kami harus lebih berkembang lagi dan bermain lebih baik dari hari ini."
Robben merasa puas ia bisa diturunkan sebagai pemain utama untuk pertama kalinya. "Pertandingan ini sangat penting bagiku. Hanya berjarak tiga minggu sejak aku mendapat cedera, itu bukan waktu yang panjang. Hari aku merasa baik, memang belum seratus persen tapi aku sudah merasa baik," kata pemain Bayern Muenchen itu.