TEMPO Interaktif, DURBAN -- Legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, dalam sebuah kolomnya di koran De Telegraaf, kemarin, tidak memuji skuad tim nasionalnya sekarang. Cruyff mengatakan dalam tulisannya itu bahwa Cile, yang melawan Brasil kemarin dinihari, telah mengambil alih peran tradisi Belanda sebagai tim paling atraktif di Piala Dunia.
"Tim terbaik yang lihat sejauh ini Cile," kata bintang Oranye pada Piala Dunia 1974 itu dalam kolomnya untuk edisi kemarin koran Belanda tersebut. "Cile paling banyak membuat peluang daripada semua tim lainnya (di Afrika Selatan 2010)," presiden kehormatan klub Barcelona itu melanjutkan.
Komentar Cruyff tersebut keluar sebelum Belanda menghadapi Slovakia dalam 16 besar kemarin. Kapten Oranye ketika kalah oleh Jerman Barat pada final Piala Dunia 1974 itu mengatakan, pada masa lalu negaranya selalu menawarkan sesuatu yang istimewa kepada pencinta sepak bola dunia. Di Piala Dunia 36 tahun lalu, ia memimpin rekan-rekannya di lapangan untuk menjalankan taktik baru, total football, dari pelatih legendaris Rinus Michels.
Di Argentina 1978, Belanda masih menerapkan taktik total football meski tanpa kehadiran Cruyff dan Michels. Pelatih dari Austria, Ernst Happel, dan bek tengah Ruud Krol memimpin rekan-rekannya menghadapi tuan rumah di final dan kalah di perpanjangan waktu.
Selain prinsip semua pemain, kecuali kiper, harus bisa jadi bek, gelandang, dan penyerang sekaligus di Piala Dunia Argentina, Oranye mempelopori penggemukan lini tengah dengan memasang lima gelandang. Hal itu kemudian diadopsi Michael Platini dan kawan-kawan dari Prancis di Piala Eropa 1984. "Kami memang belum pernah meraih hadiah tertinggi, tapi seluruh dunia membicarakan kami. Cile mengambil peran itu dari kami," kata Cruyff.
Tokoh yang juga identik dengan Ajax Amsterdam ini terpilih sebagai pemain terbaik Eropa tiga kali dan sebagai pelatih membawa klub raksasa Spanyol, Barcelona, memenangi kejuaraan antarklub Eropa.
Tapi keahliannya untuk menyuguhkan sepak bola yang baik tak lagi diminati oleh pelatih Belanda sekarang, Bert van Marwijk. Mantan pelatih Feyenoord itu menegaskan bahwa fondasi timnya adalah dominasi penguasaan bola dan kesabaran untuk membuka pertahanan lawan.
Belanda baru pertama kali bertemu dengan Slovakia. Tapi, ketika negara dari Eropa Timur tersebut masih bergabung dalam Cekoslovakia, mereka mengalahkan Oranye pada semifinal Euro 1976. Waktu itu dua bintang Oranye, Johan Neeskens dan Wim van Hanegem, dikeluarkan wasit ketika menolak melanjutkan pertandingan setelah ketinggalan 1-2. Sedangkan pada Euro 2004, Belanda kalah 2-3 oleh Republik Cek dalam penyisihan grup. l USA TODAY | GUARDIAN | PRASETYO