“Keputusanku (untuk mundur) utamanya disebabkan oleh keinginan melindungi dan mempertahankan evolusi sebuah lembaga (yaitu FFF) tempat aku mengabdi selama beberapa dekade,” kata Escalettes.
FFF mendapat hujatan keras dari media massa Prancis usai kegagalan tim nasional Prancis di Afrika Selatan. Beberapa media, termasuk harian olahraga berpengaruh, L'equipe, bahkan meminta pemerintah Prancis untuk mengintervensi FFF secara langsung agar perubahan dalam sepak bola Prancis terjadi. L'equipe sempat menyebut para pengurus FFF sebagai “wayang-wayang” yang menjadi salah satu pihak yang menyebakan kemunduran prestasi sepak bola tim nasional Prancis.
Selain FFF, media massa Prancis sebelumnya juga telah menyalahkan pelatih Raymond Domenech dan beberapa pemain mereka sendiri. Tim Prancis langsung tersingkir di babak grup dengan menjadi juru kunci. Mereka tak pernah mencetak kemenangan satu kali pun. Salah satu penyebab kegagalan Prancis di Afrika Selatan adalah ketidakharmonisan tim. Beberapa pemain senior Prancis sempat melakukan pembangkangan kepada Domenech gara-gara memulangkan Nicolas Anelka. Domenech kini telah diganti Laurent Blanc
Perselisihan di tim nasional itu sampai membuat Presiden Nicolas Sarkozy turun tangan. Kegagalan sepak bola Prancis di Afrika Selatan dengan demikian telah masuk ke ranah politik.
Escalettes sendiri dijadwalkan akan muncul di Majelis Nasional Prancis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para anggota perlemen seputar penampilan Prancis di Piala Dunia. Ini menunjukkan betapa seriusnya para politisi Prancis menanggapi kegagalan Prancis di Afrika Selatan.
Sebelumnya, Menteri Olahraga Roselyne Bachelot juga telah menuntut Escalettes untuk mundur sebagai pertanggungjawaban atas kisruh yang melanda tim Prancis. Pengunduran diri Escalettes, menurut Roselyne,adalah suatu yang tidak dapat dihindarkan.
Roselyn dengan gagah berani bahkan mendorong FIFA untuk jangan ragu-ragu memberi sangsi kepada FFF karena tindakan intervensi yang dilakukan pemerintah Prancis terhadap masalah sepak bola negerinya itu.
Presiden Sarkozy sebelumnya juga telah menyerukan adanya investigasi soal kisruh tim nasional Prancis di Afrika Selatan. Desakan politik yang kuat itulah yang menyebabkan Escalettes akhirnya menyerah. “Aku menerima bagian tanggung jawabku dengan wajar,” katanya.
Jean-Pierre Escalettes adalah mantan pemain di Bordeaux Students Club. Ia dilahirkan di Beziers, 29 Mei 1935. Lekaki berusia 75 tahun ini telah memimpin FFF sejak tahun 2005.
Tindakan Escalettes untuk mau mengakui kesalahan dan tanggung jawab bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid seharusnya juga mau mundur setelah rangkaian kegagalan beruntun yang dialami tim nasional Indonesia pada 2009 dan 2010 ini.
AFP | ARIS M