Van Persie menunjukkan kekesalannya saat ditarik keluar dan digantikan oleh Klaas Jan Huntelaar di menit ke-80 dalam kemenangan 2-1 Belanda atas Slovakia di laga 16 Besar, Senin (28/6).
Sejumlah media Belanda mengabarkan striker Arsenal itu berkata kepada Van Marwijk bahwa yang seharusnya ditarik keluar adalah Wesley Sneijder, bukan dirinya.
Kabar itu cukup mengganggu suasana di kubu Belanda sehingga Van Marwijk langsung menggelar pertemuan dengan para pemain, Selasa (29/6), untuk menyelesaikan masalah tersebut agar mereka bisa konsentrasi penuh ke laga perempat final lawan Brasil, Jumat (2/7).
“Saya tak pernah mentoleransi apa pun yang bisa merusak persiapan kami menghadapi laga berikutnya,” kata Van Marwijk kepada stasiun televisi Belanda NOS.
“Saya telah berbicara dengan Robin dan ia dikabarkan telah mengatakan sesuatu tentang Wesley. Saya juga telah bicara dengan Wesley dan setelah saya memanggil kedua sekaligus… menegaskan kepada mereka tentang apa yang ada dalam benak saya dan menggaris bawahinya.”
Van Marwijk tak menjelaskan apa yang diketakannya kepada kedua pemain itu, tapi tindakan cepat yang dilakukannya jelas demi mempertahankan persatuan dalam skuadnya menjelang duel perempat final lawan Brasil.
Kiprah Belanda dalam turnamen-turnamen sebelumnya selalu diwarnai dengan konflik internal, tapi tampaknya skuad yang berada di Afrika Selatan ini cukup kompak.
“Saya selalu bilang saya tak keberatan jika terjadi sesuatu, itu bisa membuat kita lebih kuat, tapi saya tak suka menggantungkan masalah,” kata Van Marwijk. “Masalah ini sudah beres. Buat semuanya.”
Van Persie dan Sneijder tak berbicara kepada media Selasa itu, tapi sehari sebelumnya, Van Persie membantah telah mengatakan Sneijder yang seharusnya diganti ketimbang dirinya.
Van Marwijk sendiri mengaku tak mendengar apa yang dikatakan Van Persie kepadanya saat pergantian itu karena suara bising vuvuzela di stadion Moses Mabhida. Sementara Sneijder tak bicara kepada reporter seusai pertandingan lawan Slovakia itu.
Van Persie dan Sneijder memang punya sejarah ketegangan dalam hubungan mereka sejak adu mulut keduanya di muka umum tentang siapa yang seharusnya mengambil tendangan bebas dalam sebuah laga Euro 2008 saat Belanda kalah dari Rusia.
Van Persie terlihat sangat marah ketika digantikan Senin lalu karena ia yakin bakal punya peluang mencetak gol.
“Saya ingin menyelesaikan pertandingan itu. Saya pikir mereka (Slovakia) akan mengambil risiko (menyerang) dalam 10 menit terakhir dan saay ingin memanfaatkan itu,” kata Van Persie seusai pertandingan. “Saya bisa meilhat celah-celah mulai terbuka dan saya ingin memanfaatkan semua itu. Jadi, saya sedikit terpukul saat harus keluar.”
Tak lama seusai pertandingan itu, Van Marwijk menepis isu tentang perselisihannya dengan striker yang telah mencetak 19 gol dari 48 penapilan di timnas Belanda itu.
“Saya menjabat tangannya dan saya mengerti ia kecewa, itu bukan hal yang buruk,” kata Van Marwijk, Senin. “Semua orang ingin bermain penuh.”
Kasus Van Persie memperpanjang daftar konflik internal di kubu Belanda saat mengikuti sebuah turnamen. Yang paling terkenal adalah kekisruhan di Euro 1996 di mana pelatih Belanda saat itu, Guus Hiddink, mengusir pulang gelandang Edgar Davids lantaran menghina dirinya dalam sebuah wawancara.
Kabarnya, dalam skuad Oranje juga terjadi perpecahan antara para pemain berkulit hitam dan putih.
Pendahulu Van Marwijk, Marco van Basten, juga pernah berseteru dengan with Davids, Mark van Bommel dan Clarence Seedorf serta terang-terangan mengkiritik Ruud van Nistelrooy di Piala Dunia 2006.
AP | A. RIJAL