Forlan, 31 tahun ujung tombak Atletico Madrid sedang mengukuhkan namanya sebagai pemain terbaik Uruguay saat ini. Dunia sepak bola pun telah mengakui kemampuan pemain berambut pirang itu dengan mendapuknya sebagai penerima gelar dua gelar Sepatu Emas ketika ia menjadi raja gol Eropa pada musim 2004-05 dan 2008-09.
“Semua yang saya lakukan adalah bermain dan beursaha untuk terus berjalan pada jalur yang sama. Hanya menikmati, itu saja,” tegas Forlan, yang telah menyemai dua gol di Afrika Selatan.
Selain meloloskan Uruguay ke perempat final, Forlan juga membantu memupus kutukan legenda tim sebelumnya seperti Alvaro Recoba dan Ruben Sosa, yang gagal mengangkat nama Uruguay di pentas Piala Dunia.
“Kami beruntung bisa mendapatkan seorang pemain sepak bola dengan pengalaman dan kemampuan yang Forlan punya dan keinginannya untuk membantu tim,” puji pelatih Oscar Tabarez.
Kini, Uruguat punya peluang emas untuk melangkah lebih jauh lagi, bertemu wakil Benua Hitam Ghana di perempat final di Johannesburg besok. Peringkat The Black Stars-julukan Ghana 16 di bawah peringkat Uruguay.
Forlan bermain di Piala Dunia kedua setelah tampil pada edisi Piala Dunia 2002. Ketika itu dalam usianya yang realtif muda pemain kelahiran Montevideo itu hanya mampu mencetak satu gol di mana Uruguay gagal melangkah dari penyisihan grup.
Kali ini, Forlan tiba di Afrika Selatan sebagai pemain unggulan. Masih segar dalam ingatan ketika ia mencetak dua gol kemenangan Atletico ketika membungkam Fulham untuk meraih gelar Liga Eropa pada Mei lalu.
Rekor gol yang sukses ditorehkan Forlan, pertama bersama Villarreal dan Atletico, telah menghapus mimpi buruknya ketika merumput buat Manchester United, di mana ia hanya mampu mencetak 17 gol dari 95 pertandingan, sering tampil sebagai pemain pengganti.
Satu-satunya hal yang hilang dari karier Forlan adalah kesuksesan. Namun, Forlan membuktikan menjadi salah satu ujung tombak dalam skuad Tabarez, beroperasi lebih ke dalam ketimbang posisi normalnya pada formasi 4-3-3 bersama Luis Suarez dan Edinson Cavani.
“Forlan adalah pemimpin alami. Ia adalah tipe pemain yang bisa memberi perintah dari lapangan tengah ke depan. Jadi kami memperhatikan apa yang dikatakannya,” puji gelandang Alvaro Fernandez.
Suarez boleh saja mengalahkan Forlan dengan koleksi tiga gol yang telah dikemasnya. Namun bukan masalah statistik yang dikhawatirkan Forlan. “Saya dipilih untuk bermain lebih ke belakang, untuk berusaha untuk mendapat bola kemudian mencetak gol. Jika (suarez) bisa mendapatkan bola lebih sering itu akan baik-baik saja dan saya berharap ini membantu kami melaju sejauh mungkin,” ujar Forlan, meteor dari Uruguay.
AP | BAGUS WIJANARKO