Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ghana dan Kutukan Afrika

image-gnews
John Pantsil merayakan keberhasilan Ghana melaju ke babak 16 besar dengan berlari sambil membawa bendera Ghana. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
John Pantsil merayakan keberhasilan Ghana melaju ke babak 16 besar dengan berlari sambil membawa bendera Ghana. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Kini saatnya Ghana memupus "kutukan" Afrika di putaran final Piala Dunia. Sepanjang sejarah, belum ada satu pun negara Afrika yang bisa melewati babak perempat final. Sebelum putaran final di Afrika Selatan memang sudah ada dua negara yang mampu menembus babak 16 besar, yakni Kamerun (1990) dan Senegal (2002). Tapi keduanya gagal melaju ke semifinal.

Tahun ini, ketika putaran final untuk pertama kalinya digelar di Tanah Hitam, hanya Ghana yang mampu napak tilas jejak Kamerun dan Senegal. Di perdelapan final, Ghana mengalahkan Amerika Serikat 2-1. Banyak pihak berharap Bintang Hitam--julukan ini dilontarkan presiden pertama Ghana, Kwame Nkrumah--melaju ke semifinal. Ghana ditunggu Uruguay pada Sabtu dinihari nanti di Soccer City, Johannesburg.

Inilah pertandingan pembuktian apakah "kutukan" Afrika masih berlaku. Kesialan ini memang menyakitkan. Afrika dianggap sebagai kawasan termaju ketiga, setelah Amerika Latin dan Eropa, dalam urusan bola sepak ini. Bakat-bakat hebat tak pernah berhenti mengalir, terutama dalam dua dekade terakhir. Mereka banyak bermain di klub-klub kelas satu Eropa.

Setelah generasi Roger Milla dan Abedi Pele, kini ada Samuel Eto'o. Striker Kamerun ini bermain di Inter Milan, juara Eropa 2010. Pantai Gading memiliki Didier Drogba dan Salomon Kalou di Chelsea, serta Yaya Toure (Barcelona) dan Kolo Toure (Manchester City). Juga ada pemain serba bisa Ghana, Michael Essien (Chelsea). Nigeria bahkan tak menyisakan satu tempat pun buat pemain lokal.

Sayangnya, para bintang itu tak pernah mampu membawa Afrika bersinar di final piala Dunia. Tahun ini idem dito. Dari enam tim, cuma Ghana yang lolos dari penyisihan. Empat tahun lalu di Jerman, mereka juga masuk babak kedua, tapi kalah oleh Brasil. Kini Ghana selangkah lebih maju. Seluruh Afrika pun berharap pada juara Afrika empat kali ini.

Harapan itu menyeruak tak hanya di negeri pelopor demokrasi di Afrika ini, tapi juga di seantero benua. Mendadak sontak Afrika menjelma menjadi satu negeri. Ben Owusu, pemilik Uncle's Ben Restaurant di Johannesburg, seperti dikutip VoA, mengatakan Brasil, Jerman, dan tim-tim lain harus tahu bahwa mereka akan menghadapi seluruh Afrika. "Piala itu sudah dibawa ke sini dan harus tetap berada di tanah ini."

Negeri di Afrika Barat ini memang layak menjadi tumpuan harapan semiliar penduduk Afrika. Ghana membangun timnya tidak dalam semalam. Mereka menciptakan regenerasi yang luar biasa dalam lima tahun terakhir. Hasilnya, pada 2006, untuk pertama kalinya mereka masuk putaran final Piala Dunia. Tahun lalu, generasi baru lahir setelah Ghana menjadi juara dunia U-20 di Kairo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ghana juga menjadi tim dengan skuad termuda di Piala Dunia 2006 dan 2010. Tim asuhan Milovan Rajevac ini memiliki rata-rata umur 24 tahun 9 bulan. Itu yang membuat tim ini sangat kuat. Jomo Sono, bekas pelatih Afrika Selatan, mengatakan Ghana hebat karena mereka bermain sebagai sebuah tim. "Ghana tak punya pemain bintang, apa saya sebut pemain TV," kata Sono.

Memang di sana ada Essien, Muntari (Inter Milan), dan sejumlah pemain yang berlaga di Eropa. Tapi posisi mereka tak seperti para bintang di negara-negara lain. Negeri penghasil cokelat terbesar di dunia ini menerapkan kolektivitas yang tinggi dan tak terlalu bergantung pada pemain top. Buktinya, ketika Essien cedera, Ghana tetap tangguh.

Jomo juga mengungkapkan kebiasaan buruk tim Afrika yang sering gonta-ganti pelatih. Pantai Gading, misalnya, menunjuk Sven-Goran Eriksson hanya dua bulan sebelum putaran final. "Mereka acap terpukau oleh pelatih asing. Padahal tak mudah memahami kultur di sini," katanya. Ghana berbeda. Pelatih Serbia itu sudah menangani Bintang Hitam sejak Agustus 2008.

Semua itu membuat harapan tertumpah pada Ghana. Sementara Korea Selatan mampu menjadi tim Asia pertama yang lolos ke semifinal ketika putaran final digelar pertama kali di Asia, kini saatnya Ghana menjadi yang pertama di Afrika. Sekaligus membuktikan bahwa "kutukan" itu tak pernah ada.


M. Taufiqurohman, Wartawan Tempo

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.