Dengan keputusan itu, Suarez dapat tampil kembali di final, jika Uruguay menang lawan Belanda di semifinal, Selasa (6/7), atau setidaknya di playoff memperebutkan tempat ketiga.
Sebagai striker, tugas utama Suarez adalah mencetak gol, tapi dalam pertandingan ini ia justru bertindak seperti seorang kiper dengan memblok bola sundulan pemain Ghana Dominic Adiyiah dengan tangannya sebelum masuk ke gawang Uruguay di detik-detik terakhir babak kedua perpanjangan waktu.
Suarez langsung diganjar kartu merah dan diusir keluar lapangan dan Ghana mendapat hadiah penalti. Tapi, Asamoah Gyan yang jadi eksekutor gagal memanfaatkan peluang itu sehingga kedudukan tetap imbang 1-1 dan adu penalti harus digelar.
Para pemain Ghana yang sudah anjlok mentalnya gara-gara kegagalan Gyan akhirnya kalah 2-4 dan harus mengubur impian jadi tim Afrika pertama yang lolos ke semifinal.
“Kartu merah itu sepadan karena pada saat itu tak ada pilihan lain,” kata Suarez yang kemudian dituding telah berlaku curang lantaran ulahnya itu. “Saya merasa sangat tenang.”
Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, membela Suarez dan menolak tudingan timnya meraih kemenangan dengan cara curang.
“Benar, ia sengaja menepis bola dengan tangannya, tapi apakah itu tindakan curang?” tanya Tabarez.
“Saya pikir itu reaksi instingtif. Ia telah diusir keluar pertandingan, ia tak bisa tampil di laga berikutnya. Itu sudah konsekuensi.”
“Ketika ia menepis bola dengan tangannya, ia tak tahu Ghana akan gagal menendang penalti. Apakah Suarez juga bersalah atas kegagalan Ghana dalam adu tendangan penalti?”
Sebelumnya, sempat ada wacana untuk menatuhkan sanksi lebih berat terhadap Suarez atas tindakannya tersebut. Tapi, setelah menggelar pertemuan Komisi Disiplin FIFA memutuskan untuk hanya mengganjar striker Ajax Amstderdam itu dengan sanksi satu pertandingan, sesuai aturan yang berlaku untuk setiap kartu merah yang didapat seorang pemain.
REUTERS | A. RIJAL