Martino berang dengan keputusan wasit Guatemala Carlos Batres yang dianggapnya telah membuat Paraguay kehilangan peluang meraih kemenangan.
Pertama adalah keputusannya menganulir gol Paraguay yang dicetak Nelson Valdez di babak pertama karena dinilai offside. Tapi, dalam tayangan ulang televisi terlihat keputusan itu salah.
Satu lagi di babak kedua saat ia memberikan hadiah penalti buat Spanyol karena menilai bek Paraguay Antolin Alcaraz telah menjatuhkan David Villa. Padahal, benturan yang dilakukan Alcaraz terhadap striker Spanyol itu tak disengaja.
Untungnya, penalti tersebut gagal menjadi gol buat Spanyol setelah kiper Justo Villar berhasil menepis tendangan kedua Xabi Alonso setelah wasit menyuruh mengulangnya.
"Saya harus bilang sejumlah keputusan telah mengubah jalannya pertandingan," kata Martino.
"Ada gol yang dicetak Valdez di babak pertama yang dianulir dan juga hukuman penalti atas pelanggaran Alcaraz. Jika memang itu pelanggaran ia (Alcaraz) seharusnya diganjar kartu merah.
"Barangkali, FIFA akan meminta maaf kepada kami besok."
Martino merujuk pada permintaan maaf presiden FIFA Sepp Blatter kepada Inggris dan Meksiko yang jadi korban kesalahan keputusan wasit di babak 16 Besar.
Martino tampak sangat kecewa dengan kekalahan dari Spanyol meski sebenarnya Paraguay telah mengukir sejarah dengan mencapai perempat final Piala Dunia untuk kali pertama.
"Saya tak merasa senang atau puas. Buat para staf teknis, diri saya, para manajer dan para pemain, mengukir sejarah adalah berusaha tetap di sini di pekan terakhir Piala Dunia," he said.
"Ketika kita menganalisis pertandingan kita melihat situasi di mana kami bermain melawan tim yang sempat menjadi nomor satu di dunia selama bertahun-tahun.
"Spanyol telah lolos ke semifinal, tapi bisa saja kami yang lolos."
Martino juga menolak menyalahkan Cardozo atas kegagalannya dalam eksekusi penalti yang seharusnya bisa membuat Paraguay unggul lebih dulu.
"Ia akan tahu dan mengerti bahwa ini ada dalam sejarah para pemain sepakbola yang mengambil tanggung jawab mengeksekusi penalti.
"Ini bisa terjadi, mustahil untuk tak merasa kecewa, tapi rekan-rekannya mendukungnya dan kami semua harus ikut bertanggung jawab.
"Di hari yang lain, kami pernah memeluknya karena ia mencetak gol yang memabwa kami sampai ke sini, kali ini ia gagal.
"Ia sudah merasa kecewa hari ini, tapi nanti ini hanya akan jadi kenangan, tapi mustahil mengubah perasaannya sekarang."
AP | A. RIJAL