TEMPO Interaktif, Durban - Ketika Michael Ballack divonis cedera panjang dan tidak bisa memimpin Tim Panser di Piala Dunia, publik sepak bola Jerman langsung menggantungkan harapan pada Bastian Schweinsteiger untuk memimpin lini tengah Jerman.
Schweinsteiger yang lahir di Kolbermoor, Jerman Barat, 1 Agustus 1984, memang sudah termasuk gelandang berpengalaman milik Jerman. Di usianya yang ke-25, Schweinsteiger sudah tampil 79 kali untuk negaranya. Adapun gol yang ia cetak berjumlah 21.
Bukan hanya jumlah caps yang membuat Schweinsteiger layak menjadi pemimpin Jerman di lini tengah. Pemain milik Bayern Muenchen ini juga punya kualitas mumpuni. Ia cerdas memberi umpan, punya drible dan kecepatan yang bagus, juga dikaruniai tendangan jarak jauh yang dasyat.
Schweinsteiger juga punya perawakan kukuh khas ras Aria. Oleh karena itu ia juga bagus saat berperan menjadi penahan serangan lawan. Semua keahlian itu ia tunjukkan saat Jerman menghempaskan Argentina 4-0 di babak perempat final sehingga Schweinsteiger terpilih sebagai pemain terbaik dalam laga itu.
Schweinsteiger memang tipikal gelandang serba bisa. Ia bisa bermain sebagai gelandang bertahan, gelandang tengah, dan gelandang sayap. Dengan kemampuan seperti itu, pemain dengan tinggi badan 183 cm ini akan menjadi ruh permainan Jerman sekaligus menjadi breaker bagi serangan-serangan Spanyol.
Schweinsteiger cukup yakin timnya bisa menandingi lini tengah Spanyol yang akan dipimpin Xavi Hernandes. “Dalam pandanganku mereka adalah tim terbaik di dunia. Tapi kami sekarang sudah cukup bagus, kami percaya pada diri kami sendiri,” katanya.
BBC | ARIS