Pejabat yang sudah duduk di kursi yang sama selama 30 tahun ini juga yang meminta sang legenda menangani Albiceleste pada November 2008. Walaupun dianggap sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah, karir kepelatihan Maradona sangat minim. Akibatnya, Argentina terseok di penyisihan menuju Piala Dunia 2010. Dunia pun mencibir Si Tangan Tuhan. Namun bintangnya kembali bersinar di Afrika Selatan. Albiceleste meraih poin penuh di fase grup dan Maradona digadang-gadang bakal membawa Piala Dunia kembali ke negaranya. Namun langkahnya terhenti setelah babak belur digilas Jerman empat gol tanpa balas di babak perempat final.
Di jumpa pers usai pertandingan, Sang Dewa sempat menyiratkan akan hengkang. "Saya akan pergi besok, siapa pun yang datang akan meneruskan sepak bola menyerang di Argentina," ujarnya. Namun Maradona enggan menegaskan pernyataannya itu dengan alasan butuh waktu untuk berpikir.
Grondona menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada kapten yang mempersembahkan Piala Dunia 1986 itu. "Maradona adalah satu-satunya orang di negara kami yang bisa melakukan semua hal semau dia," katanya.
Anak-anak asuhnya berharap sang pelatih mau bertahan. "Maradona bekerja dengan baik, akan sangat hebat jika dia terus di sini," kata bek Gabriel Heinze. Menurutnya, kekalahan telak itu memang memalukan bagi negara sekelas Argentina. "Tapi permainan kami banyak mengalami kemajuan di Afrika Selatan," kata pemain 32 tahun itu.
ESPN STAR | REZA M