Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Pasien Rumah Sakit Jiwa Nonton Piala Dunia

image-gnews
Replika Piala Dunia, yang menurut pihak berwenang terbuat dari kokain, di Bogota. AP Photo / Polisi Nasional Kolombia
Replika Piala Dunia, yang menurut pihak berwenang terbuat dari kokain, di Bogota. AP Photo / Polisi Nasional Kolombia
Iklan

TEMPO Interaktif, Makassar -Kegaduhan mulai terasa di ruang Meranti Rumah Sakit Umum Daerah Dadi saat Thomas Muller menjebol gawang Argentina dengan sundulan dari bola tendangan bebas pemain Jerman lainnya. "Gol? gol?, yes, 1-0? 1-0?!" beberapa penonton kegirangan pada Sabtu pekan lalu.
Sebagian berdiri sambil berjoget dan berteriak-teriak, sebagian lain mencoba mencandai rekannya yang mengunggulkan Argentina. "Kubilang memang ji tadi, pasti menang mi ini Jerman," kata seorang pasien sambil mengacungkan jari telunjuk ke pasien lain di belakangnya.
"Belum pi ces, masih panjang waktunya," pasien lain pendukung tim Tango angkat suara. Kegaduhan berlangsung sekitar 2 menit sebelum mereka larut dalam pertandingan.
Rumah Sakit Dadi adalah rumah sakit jiwa di Sulawesi Selatan. Ruangan Meranti hari itu lebih ramai dibanding hari biasa. Dalam ruangan berukuran 8 x 12 meter itu terdapat sejumlah lelaki yang asyik memelototi televisi berukuran 14 inci.
Televisi diletakkan di atas lemari kayu setinggi jangkauan tangan orang dewasa. Malam itu ruangan ditata berbeda dari malam sebelumnya. Para penghuni rumah sakit ingin menonton pertandingan besar sepak bola antara tim Jerman dan Argentina.
Para penonton sebagian besar merupakan pasien rumah sakit jiwa. Seorang mantri sejak awal duduk mengawasi. Kala mulai gaduh, sang mantri angkat bicara. "Kalau tidak bisa diam, TV-nya saya matikan!" lelaki itu lantang berbicara sambil memandang ke arah pasien.
Komentar sang mantri, yang lebih bermakna peringatan, terbukti ampuh. Seketika suasana hening. Mereka kembali larut dalam pertandingan, memelototi kotak ajaib di depannya. Sesekali, meski terdengar riuh-rendah, masih ada pasien berceloteh.
Celoteh bisa muncul kala umpan tidak akurat atau pelanggaran pemain di lapangan. Terkadang mereka saling silang komentar. Ada teriakan kartu kuning, kartu merah, hingga kepemimpinan wasit yang dianggap berat sebelah. Jika sudah demikian, sang mantri atau petugas piket malam harus mengingatkan mereka agar tak gaduh.
Riswan, salah seorang petugas piket malam, menuturkan, meski pihak rumah sakit memberikan kesempatan kepada pasien menonton Piala Dunia, mereka harus tetap diawasi. "Kalau tidak diawasi, bisa-bisa berantem," ia menjelaskan.
Selain itu, Riswan mengatakan, suasana tenang harus senantiasa dijaga di area tersebut. Alasannya, seratusan lebih pasien lain sedang beristirahat. Apalagi, kata dia, pasien yang beristirahat kebanyakan menderita sakit parah. "Kegaduhan kecil saja, seperti jika ada pembesuk yang membagikan rokok atau makanan ringan, bisa memancing pasien lain," kata dia.
Arismunandar, 19 tahun, seorang pasien, menuturkan, meski terdengar gaduh saat menonton, tak semua pasien memahami apa yang mereka saksikan. Kebanyakan mereka hanya ikut bersorak saat melihat rekannya berteriak kegirangan. "Begitulah ulah pasien di sini saat menonton bola," kata Nandar, panggilannya. "Ada-ada saja yang dikomentari."
Nandar mengaku sudah bisa keluar dari rumah sakit setelah memperoleh hasil pemeriksaan terakhir dokter. Berbeda dengan rekan-rekannya, kondisi pria asal Bantaeng itu sudah normal. Pandangan matanya tak lagi kosong layaknya pasien pengidap gangguan jiwa. Ia pun bisa diajak mengobrol, terutama seputar Piala Dunia Afrika Selatan.
Ihwal kelakuan aneh rekan-rekannya selama menonton Piala Dunia, Nandar menyatakan hampir terjadi setiap menonton tayangan itu. Saat Belanda menekuk Brasil 2-1, ia menambahkan, seorang pasien fan berat tim Samba sangat terpukul. Begitu kecewanya, ia sampai menelepon Dunga.
"Tangannya ditempelkan ke telinga, seolah-olah sedang menelepon," kata dia. "Lama sekali ia berbicara. Padahal ia tidak sedang memegang handphone. Namanya juga orang tidak waras."
ARIFUDDIN KUNU
 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pelaku Pembunuhan Wanita di Mal Central Park Diduga Menderita Gangguan Jiwa

3 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. shutterstock.com
Pelaku Pembunuhan Wanita di Mal Central Park Diduga Menderita Gangguan Jiwa

Keluarga pelaku pembunuhan di Central Park itu mengatakan perilaku sehari-hari pria 26 tahun itu juga tidak wajar.


Memuja Idola secara Berlebihan, Termasuk Gangguan Jiwa?

30 hari lalu

Ilustrasi konser musik
Memuja Idola secara Berlebihan, Termasuk Gangguan Jiwa?

Kegilaan pada idola yang belum tentu kenal dengan kita mengarah pada hubungan parasosial, romantisme semu sampai halu, dan indikasi gangguan jiwa.


Pengguna Jalan Margonda Depok Dilempari Batu Oleh ODGJ yang Sama?

28 Juli 2023

Kendaraan terparkir di atas trotoar di Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 13 Maret 2023. Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan apabila sistem parkir on street ini diberlakukan di Jalan Raya Margonda, maka media jalan yang merupakan kewenangan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) akan mengecil dan jalan pemisah atau separator akan dihilangkan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengguna Jalan Margonda Depok Dilempari Batu Oleh ODGJ yang Sama?

Polres Metro Depok berhasil menangkap diduga pelaku pelemparan batu di Jalan Margonda, Kamis 27 Juli 2023.


Cerita YouTuber Temukan ODGJ Viral dari Koja dan Gusarnya kepada Dinas Sosial

27 Juli 2023

Rumah yang ditinggali seorang ODGJ, Dyah Aristi Kusuma Putri (42 tahun), di Jalan Mayangsari III Blok E-13, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, seperti terlihat pada Rabu, 26 Juli 2023.  TEMPO/Desty Luthfiani
Cerita YouTuber Temukan ODGJ Viral dari Koja dan Gusarnya kepada Dinas Sosial

Dinas Sosial dinilai ingin membantu Putri karena viral. Padahal ada 6 ODGJ.


Menengok Rumah Viral Putri, ODGJ Sebatang Kara di Koja Jakarta Utara

27 Juli 2023

Rumah yang ditinggali seorang ODGJ, Dyah Aristi Kusuma Putri (42 tahun), di Jalan Mayangsari III Blok E-13, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, seperti terlihat pada Rabu, 26 Juli 2023.  TEMPO/Desty Luthfiani
Menengok Rumah Viral Putri, ODGJ Sebatang Kara di Koja Jakarta Utara

Kisahnya hidup di rumah puing dan telantar sebagai orang dengan gangguan jiwa viral di media sosial.


Perempuan Bawa Kabur Mobil Patroli Jalan Tol, Pelaku Jalani Observasi Kejiwaan di RSKD Duren Sawit

24 Juli 2023

Kondisi mobil patroli layanan jalan tol yang dirampas oleh perempuan berinisial JK (33) di Satwil Jakarta Timur, Senin 24 Juli 2023. ANTARA/Syaiful Hakim
Perempuan Bawa Kabur Mobil Patroli Jalan Tol, Pelaku Jalani Observasi Kejiwaan di RSKD Duren Sawit

Di Jalan Jenderal Ahmad Yani, mobil patroli yang dibawa kabur perempuan itu menabrak Honda Jazz dan Toyota Rush.


Ketahui 6 Syarat Berhak Menjadi Menjadi Pemilih dalam Pemilu

30 Juni 2023

Warga menggunakan hak politiknya ketika mengikuti Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu 2019 di TPS 02, Pasar Baru, Jakarta, Sabtu 27 April 2019. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Ketahui 6 Syarat Berhak Menjadi Menjadi Pemilih dalam Pemilu

Sesorang dapat menggunakan hak pilih atau pemilih dengan efektif di pemilu, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi.


Kenali Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

5 Juni 2023

Sejumlah pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) beristirahat setelah mengikuti vaksinasi Covid di Yayasan Jamrud biru di Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 4 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kenali Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa mencakup berbagai gangguan yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis, emosional, dan sosial seseorang.


Kronologi Penganiayaan Perempuan Lansia di Depok Tewas Ditusuk Gunting oleh Tetangganya, Pelaku Diduga ODGJ

19 Mei 2023

Ilustrasi Penusukan. shutterstock.com
Kronologi Penganiayaan Perempuan Lansia di Depok Tewas Ditusuk Gunting oleh Tetangganya, Pelaku Diduga ODGJ

Pelaku penganiayaan lansia hingga tewas itu langsung dibawa ke Polsek Pancoran Mas dan ditahan secara terpisah.


Ibu di Depok Tewas Ditusuk Tetangganya yang Diduga ODGJ

18 Mei 2023

Ilustrasi Penusukan. shutterstock.com
Ibu di Depok Tewas Ditusuk Tetangganya yang Diduga ODGJ

R, 61 tahun, tewas usai dianiaya dan ditusuk tetangganya yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)