Tapi, sukses Armstrong dalam perjuangan melawan kanker testis telah menginspirasi pemain Belanda Arjen Robben enam tahun silam saat ia baru mengibarkan namanya di sepakbola.
Semua itu berawal ketika Robben mendapat kiriman dari seorang temannya yang isinya sebuah buku otobiografi Armstrong terbitan tahun 2000 berjudul “It’s Not About the Bike (Ini Bukan Tentang Sepeda),” yang menceritakan perjuangannya melawan kanker. Buku itu akhirnya mengubah cara berpikir Robben selamanya.
“Kita bisa mengambil inspirasi dari banyak hal berbeda dalam sebuah situasi sulit,” kata Robben yang ikut membantu Belanda lolos ke final Piala Dunia 2010.
“Ketika kita melihat seseorang yang telah melalui banyak hal dan bangkit menjadi lebih kuat, hal itu menempatkan semuanya pada satu perspektif. Pikiran saya menjadi tenang. Saya merasa seperti membagi beban.”
Setelah pulih dari kanker yang sempat mengancam jiwanya, Armstrong berhasil memenangi Tour De France tujuh kali beruntun.
Perjalanan karier Robben memang tak sedramatis Armstrong, tapi ia juga berhasil melewati sejumlah masa-masa sulit yang dialaminya termasuk cedera yang silih berganti membekapnya serta kenyataan dibuang oleh Real Madrid pada 2009.
Setelah musim lalu sukses membawa Bayern Muenchen merebut double -gelar juara Bundesliga dan Piala Jerman- dan lolos ke final Champions League di mana mereka kalah dari Inter Milan, Robben ikut berperan dalam sukses Belanda lolos ke final Piala Dunia untuk kali pertama dalam 32 tahun terakhir.
“Ketika sesuatu terjadi kepada kita dan ada kemungkinan kita kehilangan segalanya, kita akan lebih menghargai kehidupan ini,” kata Robben dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi Belanda.
“Sangat menakutkan saat (kanker seperti itu) menyerang – menyadari kita butuh operasi, menunggu hasilnya dan tak tahu apa yang akan terjadi dan seberapa buruk kondisinya. Pada saat itu, sepakbola tak akan berarti apa-apa. Hanya kesehatan lah yang kita pikirkan.
“Kemudian, begitu kita berhasil melewatinya, segalanya menjadi lebih berarti buat kita dan kita bertekad untuk memanfaatkan semuanya sebaik-baiknya.”
Bakat alami yang dimiliki Robben banyak mengundang rasa iri banyak orang, tapi komitmennya yang tinggi untuk sampai ke puncak telah mendapat banyak pujian. Banyak kritikus yang menyebut Robben suka melakukan diving, tapi ia juga merupakan pemain yang bekerja paling keras dalam skuad Belanda.
Ada lelucon di camp Belanda yang menyebut Robben hanya pernah terlambat datang ke latihan saat ia masih remaja.
“Arjen selalu penuh determinasi dan motivasi,” kata Barend Beltman, mantan pelatih Robben di tim yunior. “Ia selalu tepat waktu, tak pernah terlambat. Tapi, satu hari, ia datang 15 menit setelah latihan dimulai.
“Pada hari pernikahannya, bahwa gadis yang dinikahinya itu adalah gadis yang ditemuinya pada hari di mana ia terlambat latihan.”
YAHOOSPORTS | A. RIJAL