Salah satu usaha bisnis yang sedang ditekuni pria berusia 26 tahun itu adalah kebun anggur dan kilang anggur yang berjarak sekitar satu mil dari kampung halamannya di wilayah Castilla La Mancha. Ditemani ayahnya Jose Antonio, sekaligus menjabat sebagai manajer perusahaan, pemain terbaik pertandingan terakhir Spanyol di Afrika Selatan itu telah menanamkan sembilan juta euro (Rp 102 miliar) ke dalam bisnisnya tersebut.
Ekonomi Spanyol dua tahun belakangan memang terus dibekap krisis. Pemerintah berusaha keras untuk mengurangi defisit terbesar ketiga di wilayah Eropa tersebut, sementara di lain pihak menopang bank tabungan.
Kilang anggur yang dimiliki Iniesta, yang direncanakan akan dieskpor ke Jerman, Inggris, dan Jepang, awalnya ditargetkan akan menyumbang keuntungan 200,000 euro (Rp 2,2 miliar) dengan pendapatan per tahunnya mencapai 600,000 euro (Rp 6,8 miliar). “Untuk setiap 10 euro yang didapatkan Iniesta, saya ingin ia bisa mendapatkan 11 dari ini. Saya tidak ingin menjadi seorang miliuner juga,” sebut Iniesta senior.
Iniesta mendukung tren di antara pemain sepak bola miliuner di Spanyol yang jarang memulai membangun perusahaannya sendiri dan menanamkan sebagian besar uangnya dalam cara “sangat konservatif”, pada bank-bank dana Spanyol. Hal ini ditegaskan Julio Senn, seorang pengacara asal Madrid dengan firma hukum Garrigue, yang terbiasa memberikan nasihat kepada atlit-atlit tentang bagaimana menginvestasikan uangnya.
Iniesta, yang membantu Barcelona dan Spanyol memenangkan gelar Liga Champions dan Piala Eropa dua tahun ini, mendapatkan pendapatannya kebanyakan dari kontrak yang didapat di Nou Camp dan dengan dukungan uang dari para sponsor seperti Nike Inc. Iniesta Senior mengakui hal itu dengan menambahkan jika anaknya juga berinvestasi di bidang real estat.
Ekspor
Senn mengaku pemain sepak bola di Spanyol biasanya menginvestasikan uangnya sepertiga dari uang yang dimilikinya di bidang real estat sebelum sektor perumahan terjerembab pada 2007.
Dari kilang anggur, bisa didapat 700 ribu botol anggur merah, putih dan mawar per tahun. Iniesta memberi merek produksinya Bodega Iniesta. Bodega berarti kilang anggur di Spanyol.
“Produksi awal kilang anggur Iniesta akan dimulai pada bulan September dan dalam tahun pertama beberapa produk anggur akan dieskpor ke Inggris dan Jerman, di mana bisa dijual dengan harga 40 euro (Rp 456 ribu) sebotol di sebuah restoran, “ kata Iniesta Senior.
Jika nama kondang Iniesta mungkin akan membantu penjualan produk anggur bikinannya, ini membutuhkan waktu satu dekade bagi merek Bodega untuk menjadi merek yang dikenal di pasar anggur yang telah sesak. Ini ditegaskan Felix Yanez, manajer umum ladang anggur yang dimiliki Vinyeyard and Wine Institute, yang memusatkan produksinya di Castilla La Mancha.
“Buat Andres Iniesta ini akan menjadi bisnis yang menguntungkan. Untuk cucu-cucunya ini akan menjadi bisnis yang sangat, sangat, sangat menguntungkan,” sambut Yanez.
Liga Champions
Bisnis anyar Iniesta bukan tanpa hambatan. Ia dihadapkan dengan membanjirnya produk anggur di pasaran Eropa yang memaksanya menurunkan harga. Menurut Yanez, ini memaksa sejumlah penanam anggur di Castilla La Mancha untuk menjual anggur meski kurang dari biaya produksi.
Menurut Iniesta Sr. Teknologi moderen akan membantu kualitas anggur produksi Iniesta. “Ini adalah Liga Champions,” kata Iniesta Sr, membandingkan bisnis anggur dengan kompetisi elit sepak bola Eropa. “Jika Anda tidak memproduksi anggur terbaik, Anda mati,” tegasnya.
Castilla La Mancha memproduksi sekitar separuh daru kebutuhan anggur di Spanyol. “Di wilayah Fuentealbilla, tempat lahir Iniesta, sekitar setengah penduduk kota berpenduduk 2,000 orang beramai-ramai secara kolektif membuat minuman anggur, meski sebagai grup mereka tidak mempunyai teknologi yang terbiasa digunakan di ladang anggur Iniesta,” kata Angel Salmeron, Wali Kota Castilla La Mancha.
Melalui laman pribadinya, Iniesta mengaku merasa terikat dengan tanah kelahirannya. Pasalnya ia cuma bisa mengunjungi tempat itu sesekali lantaran komitmennya bermain seperti tampil di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Ia menghabiskan sebagaian besar masa kecilnya di Barcelona sejak berusia 13 tahun ketika pertama kali bergabung di La Masia.
Iniesta mencetak satu gol di Afrika Selatan, dan tampil 90 menit di tiga pertandingan terakhir Spanyol. Ia didapuk menjadi pemain terbaik pertandingan ketika Spanyol menang 1-0 dari Paraguay di perempat final.
Naluri kompetitifnya di lapangan kemungkinan akan membantu bisnis ladang anggur Iniesta. Pasalnya ia harus bersaing ketat dengan produksi anggur dari wilayah utara di La Rioja, yang telah lebih dulu dikenal publik. “Kami bisa membuat anggur terbaik di sini,” sesumbar Iniesta Sr.
BLOOMBERG | BAGUS WIJANARKO