TEMPO Interaktif, Banda Neira -- Bendera merah-putih-biru berkibar di segala penjuru Maluku, sebagai dukungan di Piala Dunia. Hampir setiap orang yang ditemui di sana menjagokan Belanda tampil sebagai kampiun. Mereka juga kerap pawai saban jagoannya menang.
"Semua orang Maluku so pasti dukung Belanda," ujar sejarawan dan tokoh masyarakat, Des Alwi, di rumahnya di Banda Neira, pekan lalu. Sebab, Pasukan Oranye diperkuat putra keturunan Negeri Seribu Pulau. Satu diantaranya kapten Giovanni van Bronckhorst yang mencetak gol spektakuler 35 meter di semifinal.
Putra Maluku, termasuk kakek Kapitan Van Bronckhorst, banyak yang mengadu nasib di Negeri Kincir Angin. Akibatnya, terjalin hubungan emosi yang kuat antara Belanda-Maluku. Danke, ucapan terima kasih dalam Bahasa Londo, masih digunakan warga Maluku sampai sekarang.
"Kamu tahu Ambon itu artinya apa," kata Des, tersenyum, "Anak Maluku Bapaknya Orang Netherlands." Pantas saja Merah-Putih-Biru berkibar gagah. "Tapi nanti habis Piala Dunia pasti diturunin dong," kata veteran dan mantan diplomat berusia 83 tahun itu.
REZA M