Data ini didapat berdasarkan hasil penelitian Komisi Wasit FIFA terhadap keputusan wasit dalam 62 pertandingan di Afrika Selatan. Keputusan wasit yang menjadi fokus studi adalah yang terbilang penting seperti tendangan bebas, penalti dan gol.
Keputusan yang kurang penting seperti lemparan ke dalam tak termasuk dalam fokus penelitian.
Data-data tersebut dikumpulkan lewat rekaman video oleh para anggota Komisi Wasit dan para instruktur FIFA.
Ketua Wasit FIFA, Jose Maria Garcia-Aranda, mengatakan.
“Kami terus bekerja keras dan kami tak terkejut dengan hasil yang telah kami peroleh karena level kepemimpinan wasit kali ini sangat jauh lebih baik,” katanya.
“Kami telah bekerja sama dengan wasit-wasit ini selama bertahun-tahun, kami telah mempersiapkan mereka sebagai mungkin dengan teknologi baru dan briefing video.”
Ini kali pertama FIFA mengeluarkan data tentang keputusan wasit di Piala Dunia sehingga sulit untuk membandingkannya dengan turnamen-turnamen sebelumnya. Tapi, Garcia-Aranda yakin ketepatan pengambilan keputusan di Piala Duinia telah meningkat.
“Meski tanpa data (pembanding), kami bisa bilang jumah keputusan yang bagus dan sulit telah meningkat tahun ini,” katanya.
“Kita berbicara tentang ribuan keputusan yang dibuat dalam 62 pertandingan. Beberapa di antaranya adalah keputusan yang sangat sulit dan sebagian besar dari keputusan itu terbukti tepat,” kata Garcia-Aranda sambi menambahkan bahwa tingkat akurasi keputusan wasit lebih baik dari tingkat kesuksesan pemain menembak penalti.
Terlepas dari hasil penelitian FIFA, ada sejumlah keputusan keliru yang sangat disorot sepetti disahkannya gol offside striker Argentina Carlos Tevez ke gawang Meksiko dan tak diberikannya gol kepada Inggris meski tembakan Frank Lampard telah melewati garis gawang Jerman.
Meski begitu, wasit Hongaria, Viktor Kassai, yang memimpin semifinal antara Jerman dan Spanyol, mengaku tak terkejut dengan munculnya angka 96 persen untuk keputusan yang tepat.
“Nilai para wasit top seharusnya sekitar segitu, angka itu terlihat realistis di mata saya,” katanya.
“Masalahnya adalah dalam sebuah pertandingan di mana kita membuat 200 keputusan, tapi ada satu yang salah dan itu sangat vital, maka tak ada yang peduli dengan 199 keputusan lainnya (yang tepat).
“Kami (para wasit) sama dengan kiper yang berhasil membuat 10 penyelamatan gemilang, tapi pada akhirnya membuat satu blunder - yang mana yang akan diingat? Terlepas dari angka itu, kami tetap harus berusaha untuk bersih dari kekeliruan.”
REUTERS | A. RIJAL