TEMPO Interaktif, Kediri: Bermain dengan enam pemain, tim nasional Spanyol akhirnya berhasil menundukkan Belanda dalam final Piala Dunia 2010. Namun kemenangan itu harus diraih La Furia Roja melalui detik-detik menegangkan dalam adu pinalti.
Pertarungan memperebutkan posisi juara dunia ini terjadi lapangan rumput Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tadi malam. Menyambut gebyar final Piala Dunia yang akan berlangsung Senin (12/7) dini hari, sejumlah santri pondok Lirboyo menggelar pertandingan sendiri. Hasilnya, Spanyol unggul atas Belanda 2-1 dan berhak mengawinkan Piala Eropa dan Dunia sekaligus.
Berbeda dengan pertandingan sepak bola yang ditetapkan FIFA, laga sepak bola santri ini menggunakan buah kelapa sebagai bola. Tak hanya berat dan keras, buah kelapa ini juga dikelilingi kobaran api yang sangat panas. Sebab sebelum diperebutkan di tengah lapangan, buah kelapa ini terlebih dulu direndam ke dalam minyak tanah selama beberapa jam untuk kemudian disulut menjadi bola api. “Ini tradisi pondok pesantren,” kata juru bicara Ponpes Lirboyo Emha Nabil Haroen, Sabtu (10/7) malam.
Setelah membagi tim masing-masing enam orang berikut penjaga gawang, kedua kubu yang mengenakan kaos Spanyol dan Belanda memulai pertandingan. Diawasi satu orang wasit, pertandingan itu dilakukan di halaman Aula Muktamar tepat pukul 20.00 – 21.30 WIB.
Meski bermain tanpa lampu penerangan sama sekali, lapangan bola seluas arena futsal itu tampak sangat terang. Kobaran nyala api yang dipancarkan si kulit bundar mampu memecah kegelapan malam di arena pertandingan. Para pemain pun tak ragu menggiring dan menendang bola. Beberapa diantara mereka bahkan nekat menanduk batok kelapa yang keras dan panas dengan kepala.
Nabil menjelaskan untuk membuat bola api seperti ini sangat mudah. Para santri memilih buah kelapa yang sudah tua agar tidak terlalu berat dan kering. Selanjutnya tanpa mengupas sabut terlebih dulu, buah kelapa ini direndam ke dalam minyak tanah hingga meresap. Setelah dianggap cukup, buah kelapa ini siap disulut menjadi bola api. “Butuh lima buah kelapa dalam satu pertandingan,” kata Nabil yang tidak mengganti bola hingga hanya menyisakan tempurungnya saja.
Alhasil pertandingan bola api yang memperebutkan piala dunia ini menyedot perhatian masyarakat. Untuk menjaga bola agar tidak mengenai penonton, panitia pertandingan mengerahkan 10 pendekar silat dari Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (Gasmi) yang dipimpin ketuanya Zainal Abidin. Pendekar silat yang akrab disapa Gus Bidin ini pula yang mengobati para pemain jika mengalami kecelakaan. Sebab tak sedikit dari mereka yang mengalami luka bakar ataupun terkilir.
Setelah santri mulai kelelahan, wasit meniup peluit panjang dengan skor 2-1 untuk kemenangan Spanyol setelah melalui adu pinalti. Para santri berharap hasil tersebut tak berbeda jauh dengan final Piala Dunia nanti. “Banyak yang menjagokan Spanyol,” kata Nabil tertawa.
HARI TRI WASONO