TEMPO Interaktif, Port Elizabeth: Perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan dalam sepak bola seringkali diukur dalam inci, dan ini terbukti pada bintang Uruguay Diego Forlan ketika menghdapi Jerman di semi final di Port Elizabeth Minggu (11/7).
Pada detik-detik terakhir pertandingan pada perebutan juara ketiga playoff, tendangan bebas Forlan hanya mengenai kanan atas kiper Panser, Hans-Joerg Butt. Jerman pun memenangkan permainan dengan skor 3-2 di Nelson Mandela ay Stadium.
Jika saja tembakan Forlan seinchi lebih ke bawah maka pertandingan akan dilanjutkan pada babak perpanjangan waktu dan Forlan bisa saja menjadi top skorer di Piala Dunia Afrika Selatan dengan mengoleksi enam gol.
“Hanya hal kecil yang hilang dalam tendangan bebas yang saya ambil,” keluh Forlan yang gagal memberikan gelar juara ketiga buat Uruguay namun membawa negaranya finis di tempat terbaik di Piala Dunia sejak 69 tahun.
Meski memberikan sumbangsih yang kecil, namun pengaruh Forlan buat Uruguay di Piala Dunia dengan lima gol yang berhasil di cetaknya membuat namanya beranding dengan pemain kaliber lainnya seperti Thomas Mueller (Jerman), David Villa (Spanyol), Wesley Sneijder (Belanda) sebagai pemimpin perolehan gol sementara.
“Bagi Uruguay, Forlan adalah pemain yang sangat penting. Dia adalah pemain sepak bola terbaik yang dimiliki tim,” bangga pelatih Oscar Tabarez pada sosok Forlan.
“Foprlan telah meraih banyak hal. Dia telah mengambil peran pemimpin di tim. Kami hampir tidak bisa melakukannya tanpa kehadirannya,” Tabarez menambahkan.
Dengan bantuan Forlan, Uruguay hampir mencapai babak final sebelum ditekuk Belanda 3-2 di semi final.
Forlan mencetak golnya dari tembakan jarak jauh ketika melawan Belanda. Aksi meliuk-liuk juga tendangan bebas juga sempat dilancarkan pemain Atletico Madrid itu ketika melawan Ghana di perempat final. Itu ditambah tembakan voli spektakuler melawan Jerman hari ini.
Ditotal Forlan kini telah mengemas 29 gol buat Uruguay, dua di belakang Hector Scarone, yang masih memimpin rekor gol (31).
Forlan juga akan meraih gelar Sepatu Emas 2010 seandainya Sneijder maupun Villa tidak mencetak gol malam nanti. Gol-gol yang sukses dipersembahkan Forlan buat Uruguay adalah alasan utama penampilan terbaik negara Amerika Latin itu setelah finis di tempat keempat pada 1970. “Ini adalah sesuatu yang spektakuler untuk finis di tempat keempat. Jika seseorang bertanya kepada kami pada awal, kami pasti akan menyukainya. Ini aadalah hal yang positif,” bangga Forlan.
Tabarez mengatakan mungkin Forlan masih akan tampil di satu Piala Dunia lagi. Dia akan berusia 35 tahun ketika Piala Dunia 2014 digelar di Brasil. “Ini akan bergantung pada apa yang ada di pikiran Diego. Secara fisik tidak ada yang bisa menghentikannya,” puji Tabarez.
“Ia mampu menjaga dirinya sendiri jadi ini semua tergantung pada perspektifnya pada masa depan. Ia akan bermain untuk memberikan kontribusi buat tim. Forlan tidak seperti pemain lainnya,” pungkas Tabarez.
AP | BAGUS WIJANARKO