Van Bronckhorst tampil pada laga terakhirnya sebagai pemain di Soccer City, Johannesburg, pada laga terakbar sepanjang kariernya. Namun laga itu berakhir dengan nestapa, digantikan pada perpanjangan waktu ketika Oranye kalah 1-0 dari Spanyol yang merebut gelar pertamanya di Piala Dunia.
“Untuk kebobolan sebuah gol empat menit jelang permainan usai berarti kami sangat dekat. Namun tetap saja terasa jauh,” keluh Bronckhorst, yang pada bulan Mei lalu menyatakan akan segera pensiun sebagai pemain.
“Namun saya bangga bahwa saya meraih hal ini (tampil di final Piala Dunia). Namun tetap kecewa melihat cara kami tersingkir dari turnamen membuat situasinya kini sulit. Namun kami bisa bangga dengan apa yang telah kami lakukan,” tegasnya.
Van Bronckhorst berandai-andai jika saja Belanda mencetak gol lebih dulu situasinya mungkin berbeda. “Anda tidak mednapat banyak peluang melawan Spanyol dan ini mengecewakan gagal mencetak gol seitdaknya satu dari dua peluang yang kami miliki,” keluhnya.
Van Bronckhorst, yang memulai debutnya bermain pada 1994, empat tahun kemudian bergabung dengan raksasa Skotlandia Glasgow Rangers. Kariernya dilanjutkan di Arsenal dan Barcelona sebelum kembali bergabung dengan Feyenoord pada 2007. Ia mendapat tepukan hangat dari fan Belanda setelah digantikan pada 15 menit jelang permainan usai pada perpanjangan waktu.
“Saya mentekel Iniesta dan saya merasa hamstring saya dalam masalah. Setelah itu saya merasa tidak bisa berlari dan kemudian harus diganti,” ungkap Van Bronckhorst.
Van Bronckhorst akan melanjutkan kariernya sebagai staf teknik Feyenoord. Ia juga sempat ditawari jabatan sebagai asisten pelatih tim nasional U-21 Belanda. “Saya meninggalkan tim saya pikir bisa melakukan sesuatu yang sempurna pada Euro 2012. Kami bekerja keras selama dua tahun untuk bisa mendekati gelar Piala Dunia dan sekarang harus memulainya kembali dari awal untuk tampil di Euro 2012,” pungkasnya.
REUTERS | BAGUS WIJANARKO