TEMPO.CO, Sao Paolo - Serangkaian aksi unjuk rasa masih membayangi upacara pembukaan Piala Dunia yang berlangsung di Sao Paolo, Brasil, malam nanti. "Menjadi tuan rumah yang sukses mungkin akan menjadi pekerjaan sulit Brasil daripada memenangi Piala Dunia itu sendiri," tulis Reuters, Kamis, 12 Juni 2014.
Beberapa ancaman yang akan mengganggu pesta bola empat tahunan itu antara lain ancaman mogok kerja buruh di 12 kota penyelenggara serta aksi mogok selama 24 jam sejak Rabu malam oleh pekerja perbaikan bandara di Rio de Janeiro. Beberapa tempat usaha di Rio juga sudah melakukan penyesuaian untuk mencegah pecahnya aksi protes selama Piala Dunia berlangsung.
Penyelenggara Piala Dunia menyatakan khawatir jika aksi protes ini akan mengganggu arus lalu lintas menuju lokasi pembukaan. "Beberapa penggemar mungkin masih terjebak di luar stadion Arena Corinthians, tempat upacara pembukaan digelar sekitar pukul 17.00 waktu setempat."
Untuk memastikan kelancaran upacara pembukaan, pemerintah sebelumnya telah memberlakukan libur bagi sebagian wilayah. Namun, dengan kehadiran sepuluh kepala negara dan pejabat FIFA, kemacetan diprediksi masih sulit dihindari. Saat ini FIFA menyatakan telah menjual lebih dari 2,9 juta tiket. Namun masih banyak tiket yang belum terjual untuk beberapa pertandingan yang melibatkan negara kuat, seperti Jerman, Italia, dan Prancis.
Gelombang aksi unjuk rasa menolak Piala Dunia sudah berlangsung sejak setahun lalu. Para pengunjuk rasa memprotes besarnya anggaran yang dikucurkan Brasil untuk mendukung perhelatan sepak bola dunia itu. Padahal, di dalam negeri, masyarakat Brasil masih dihadapkan pada sejumlah masalah, seperti mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan serta rendahnya gaji guru.
IRA GUSLINA SUFA | REUTERS
Berita lain:
10 Pemain Piala Dunia dengan Gaji Tertinggi
Presiden Brasil Tegaskan Piala Dunia Tetap Digelar
Hashflag Piala Dunia Telah Kembali