Dalam pertandingan pertama melawan Honduras dan Ekuador, kedua tim bermain dengan sangat efektif. Prancis mampu mencetak 3 gol, sedangkan Swiss, walaupun hanya menang tipis 2-1, mendominasi pertandingan dengan game possession dan attacking flair mereka yang luar biasa.
Prancis memiliki lini tengah yang efektif. Paul Pogba mengubah lini tengah menjadi miliknya dan dia dibantu oleh Valbuena dan Antoine Griezmann yang di kedua sayap bermain dengan sangat cepat. Di bagian depan, Karim Benzema menjadi contoh bagus bagi pengguna nomor punggung 10.
Kedua tim ini akan bermain di Arena Fonte Nova, Salvador, tempat yang memiliki tingkat kelembapan udara tinggi. Bermain terlalu cepat pada babak pertama bisa berakibat fatal di babak kedua, karena kelembapan ini sangat mempengaruhi stamina. Semakin lembap dan panas udara, semakin banyak pula cairan tubuh pemain yang keluar melalui keringat. Jika “kehilangan” ini tak digantikan, terutama oleh air dan minuman isotonik dingin, tubuh akan semakin sulit beradaptasi. Di sinilah letak peran penting seorang nutrisionis, serta fisioterapis.
Kedua tim pastinya ingin mengambil poin penuh agar mereka bisa menghemat energi dalam pertandingan terakhir, dan ini justru akan menyebabkan pertandingan menjadi sangat menarik. Kehilangan Ribery yang cedera membuat Prancis kesulitan mengendalikan irama permainan. Saat melawan Honduras, Benzema mengambil alih peranan ini, tapi pertanyaannya: apakah dia bisa bermain sebagai centre forward yang secara konsisten memimpin rekan-rekannya mengatur pola permainan seperti halnya Ribery atau legenda Prancis, Zidane?
Swiss bermain dengan menggunakan lebar lapangan, kedua sayap mereka, Rodriguez dan Lichtsteiner, sangat cepat dan efisien. Posisi ini pasti akan dimanfaatkan untuk menghancurkan lini pertahanan Prancis. Swiss tahu bahwa kedua full-back dari Prancis, Debuchy dan Evra, kerap melakukan overlap dan sering terlambat kembali ke posisi mereka.
Prancis masih menunggu tes late fitness Yohan Cabaye yang memiliki masalah serius dengan otot di tubuhnya. Bila ingin menggunakan jasa Cabaye sampai final, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkannya. Penggantinya, Rio Mavuba, merupakan sosok baru yang bisa bermain dengan sangat efektif di tengah, selain sebagai attacking midfielder yang juga dengan baik membantu menjaga lini pertahanan Prancis.
Pertandingan ini bisa berakhir seri, tapi juga bisa berakhir dengan kemenangan bagi salah satu tim. Untuk menang, Swiss harus mampu menemukan kelemahan tim Prancis. Mereka harus bisa memanfaatkan peluang yang ada. Swiss mungkin hanya akan mendapat satu peluang dalam pertandingan ini dibandingkan ketika melawan Ekuador. Tidak ada gunanya bertahan melawan Prancis. Swiss harus berani mengambil inisiatif menyerang dan menguasai bola. Di lain pihak, Prancis harus berhati-hati saat menyerang, karena bagian sayap itu dapat menjadi titik kelemahan Prancis. Swiss beberapa kali lengah di bagian central defender. Ini harus dibetulkan karena, bila tidak, Benzema atau pemain yang lain dapat menggunakan celah ini untuk mencetak gol.
Kunci dari penampilan antara Swiss dan Prancis, selain taktik, bergantung pada cuaca panas di Salvador. Tidak fit, kehilangan konsentrasi, atau terlalu memaksa di bagian awal pertandingan, akan berakibat fatal, seperti Portugal (vs Jerman 0-4) dan Spanyol (1-5 vs Belanda) saat bermain di stadion yang sama.
Matias Ibo, Mantan Fisioterafis Tim Nasional