Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inspirasi dari Pengkhianat  

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Diego Costa tertunduk lutut usai Spanyol dikalahkan Chili dengan skor 2-0 pada babak penyisihan grup. REUTERS/Dylan Martinez
Diego Costa tertunduk lutut usai Spanyol dikalahkan Chili dengan skor 2-0 pada babak penyisihan grup. REUTERS/Dylan Martinez
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Akhirnya Diego Costa pulang lebih cepat. Negara baru yang dibelanya, Spanyol, tersingkir dari Piala Dunia setelah kalah oleh Cile, 0-2, dalam pertandingan Rabu lalu di Stadion Maracana. Kepulangan ke tanah airnya pun terasa lebih singkat dan menyakitkan.

Dalam pertandingan pertama melawan Belanda di Salvador, selain mengalami kekalahan telak 1-5, Costa tak lepas dari cemoohan para penonton. Tak sedikit dari mereka yang berasal dari Brasil.

Mereka kesal kepada Costa karena lebih memilih bermain untuk Spanyol ketimbang negerinya sendiri, Brasil. Manajer timnas Brasil, Filipe Scolari, sebenarnya juga pernah mengajaknya bermain untuk Selecao. “Sekarang dia baru merasakan. Dia pasti menyesal,” kata seorang warga Brasil yang baru saja menyaksikan pertandingan Spanyol versus Cile di sebuah bar.

Diego Costa bukan pemain Brasil seorang yang beralih kewarganegaraan dalam Piala Dunia kali ini. Namun Costa jadi satu-satunya yang menyulut kekesalan orang Brasil. Costa dianggap sebagai pengkhianat karena mereka tahu bahwa pemain yang dikabarkan akan bermain di Chelsea musim depan tersebut sebelumnya pernah membela Brasil meski dalam sebuah pertandingan persahabatan. (Baca: Spanyol dan Inggris Pulang, Ada Kejutan Lain?)

Eduardo da Silva yang bermain untuk Kroasia, serta Pepe yang berseragam Portugal dan kena kartu merah ketika melawan Jerman, relatif aman. Masalahnya, banyak warga Brasil yang tidak mengenal mereka.

“Tidak ada yang mengenal mereka. Kalau tidak bermain di tim nasional Portugal atau Kroasia, kami di sini tidak akan pernah mengenalnya,” kata Branco—warga Brasil lainnya. Hal itu juga yang berlaku untuk pemain sebelumnya, seperti Deco, yang bermain untuk Portugal dan Alex, misalnya, yang bermain untuk tim nasional Jepang.

Pemain sepak bola di Brasil memang berjibun. Tercatat ribuan pemain mereka tersebar di seluruh liga sepak bola di dunia. Yang sudah pensiun juga tidak bisa lagi dihitung dengan jari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saking banyaknya, di negeri ini, seorang tetangga sebelah rumah bisa jadi merupakan bekas pemain sepak bola profesional yang pernah bermain di luar negeri. “Kalau tidak bermain di Seri A Liga Brasil atau pernah bermain untuk Selecao, relatif orang di sini tidak akan mengenalnya,” kata Branco.

Meski begitu, mereka memahami sepenuhnya pilihan yang diambil pemain yang berpindah kewarganegaraan itu. “Bagaimanapun, persaingan untuk masuk ke timnas Brasil tidaklah mudah. Satu tim hanya butuh sebelas orang,” kata Jeremias, pensiunan sepak bola yang pernah bermain di klub Espanyol, di Liga Spanyol. Dia mencontohkan dirinya sendiri, yang kalah bersaing dengan Zico dan pemain lainnya pada 1970-an.

Di sisi lain, bergabungnya mereka yang menjadi pemain untuk negara asing malah mendorong para anak muda di sana untuk mengikuti jejaknya. Seperti yang terjadi pada Rafael dan Richard, keduanya berusia 15 tahun. Dua remaja yang kini bermain di klub Ceres di Bangu tersebut menganggap Edu sebagai inspirasi buat mereka. “Saya ingin seperti dia,” katanya.

Eduardo memulai kariernya di klub yang sama dengan remaja itu. Meski setelah pergi ke Zabreg saat remaja, bekas striker Arsenal ini tidak terlalu sering pulang kampung. Namun saat ini Edu dikabarkan ikut membiayai klub sepak bola di kampung halamannya. Malah, menurut koran lokal, dia tengah didekati beberapa klub di Seri A untuk bermain di Liga Brasil.

IRFAN BUDIMAN (RIO DE JANEIRO)

Berita lain
Aktris Belanda Ngetwit Foto Falcao, Kolombia Geram
Putra Julio Cesar Puji Ochoa
Balotelli Minta Dicium Ratu Elizabeth II

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.